Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Investasi Triliunan untuk Mobil Listrik di Thailand

Kompas.com - 03/08/2017, 08:23 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Bangkok, KompaOtomotif – Ketuk palu regulasi pemberian insentif kepada pabrikan otomotif, yang memproduksi mobil listrik (electric vehicle/EV) termasuk hybrid, mendorong Toyota menjadi yang pertama mengajukan aplikasi kepada Board of Investment (BoI) Thailand.

Mengutip Bangkokpost, Selasa (2/8/2017), dari sumber internal pemerintahan Thailand, Toyota akan menggelontorkan 19 miliar baht atau Rp 7,6 triliun untuk memproduksi kendaraan listrik. Rencanya, produsen raksasa Jepang tersebut bakal memulai produksi tahun ini.

BoI atau badan penanaman modal Thailand Maret lalu menyetujui hak istimewa kepada pabrikan yang memprduksi EV, termasuk pemberian Tax Holliday untuk 5-8 tahun. Keistimewaan fokus pada produksi HEV (hybrid electric vehicle), kendaraan listrik hibrida plug-in (plug-in hybrid electric vehicle/PHEV) dan kendaraan listrik dengan baterai (baterry electric vehicle/BEV).

Mobil yang masuk kriteria meliputi mobil penumpang, truk pikap dan bus, dengan tingkat keistimewaan yang berbeda, berdasarkan teknologi produksi. Sementara batas waktu mengajukan permohonan unutk HEV pada 29 Desember 2017, lalu untuk PHEV di akhir tahun 2018.

Investasi ini juga jadi salah satu dari lima proyek besar Toyota yang bernilai 125 miliar baht atau Rp 48 tiriliunan. Namun, pihak Toyota masih belum membuka informasi ini secara detail, mereka hanya menyebut, masih menunggu pengumuman BoI.

Deklarasi Toyota Thailand

Pada Kamis l(28/7/2017) lalu, Toyota mengumumkan saat acara konferensi pers pertengahan tahun, kalau Thailand bakal menjadi pusat produksi global untuk mobil kompak, termasuk model masa depan Toyota, dengan teknologi HEV.

Michinobu Sugata, Presiden Toyota Motor Thailand yang baru diangkat mengatakan, mereka ingin mengembangkan pasar Thailand dengan kendaraan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan, seperti EV, di mana proyek tersebut sudah berhasil di Jepang dan Amerika.

Toyota sempat melakukan perakitan model PHEV terkenalnya Prius di fasilitas Chachoengsao. Namun, produksinya telah dihentikan sejak Agustus 2015 lalu. Sampai saat ini, setidaknya ada tiga merek populer Jepang yang telah melokalisasi platform HEV, seperti Toyota, Honda dan Nissan, melalui produknya seperti Camry, Accord, dan X-Trail.

Mobil HEV telah tersedia di pasar Thailand sejak 2009, dengan akumulasi 73.611 unit terjual pada tahun lalu, mewakili hanya 1 persen dari total pasar mobil.

Ninnart Chaithirapinyo, Chairman Toyota Motor Thailand menuturkan, Toyota berencana untuk tidak hanya memproduksi sejumlah besar HEV di Thailand, tapi juga menyediakan fasilitas pengelolaan limbah baterai dan kendaraan yang rusak, untuk mendukung pengembangan HEV masa depan, yang diperkirakan akan dimulai sekitar Oktober 2017.

Lambannya pemerintah Indonesia menetapkan regulasi baru yang mengikuti perkembangan otomotif global, membuat investasi segar melayang ke wilayah lain, yang lebih cermat melihat pasar. Jika terus menerus seperti ini, Indonesia bisa gaal menjadi basis produksi, karena ketinggalan teknologi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com