Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Radityo Wicaksono
Master of Engineering, Pencinta F1 dan Penggiat Blog

Full time Aircraft Performance Engineer di Garuda Indonesia & Part-time kolumnis dan narasumber Motorsport (Formula 1, Formula 2 dan Formula E)
Magister Teknik Mesin (INSA Strasbourg, Perancis) & Magister Manajemen (Universitas Pelita Harapan)

kolom

Kupas Kunci: Kemenangan Hamilton di Shanghai

Kompas.com - 10/04/2017, 09:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAgung Kurniawan

Sudah sangat jelas bahwa ancaman utama bagi Lewis Hamilton adalah Sebastian Vettel. Hamilton mungkin merasa sedikit lega ketika Verstappen, Ricciardo, dan Raikkonen berada di antara mereka. Salah satu kunci dari kemenangan Hamilton terdapat pada kesulitan yang ditemui Vettel untuk mendahului Raikkonen dan Ricciardo. 

Apalagi Ricciardo yang tidak mampu untuk menempel rekannya Max Verstappen. Jika melihat grafik di bawah ini, jarak antara Hamilton dan Vettel dari 3.5 detik di lap 9 membesar hingga 10 detik di lap 22. Vettel baru berhasil mendahului Raikkonen di lap ke-20, dan Ricciardo di lap ke-22, dengan sebuah manuver yang fantastis di turn 6.

Namun ketika mantan pebalap Red Bull ini berhasil melakukan kedua manuver overtaking ini, jaraknya kepada Hamilton sudah terlalu besar dan sulit untuk dikejar.

 

Performa Mercedes dan Ferrari Tipis

Setelah Sebastian Vettel berhasil merebut posisi ke-2 dari Max Verstappen di lap ke-27, pebalap asal Jerman ini bertekad untuk mengejar Lewis Hamilton, yang unggul 11 detik. Keduanya menggunakan ban yang sama di stint terakhir, yaitu kompon soft, sehingga kita bisa membandingkan performa murni kedua mobil dalam kondisi kering, pada sirkuit yang cukup representatif.

Grafik dibawah ini menunjukan perbandingan catatan waktu Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel dari lap ke-39 hingga balapan selesai di lap ke-56.

Dengan ban soft ini, perbedaan kecepatan antara Lewis dan Seb sangat kecil, Ferrari sebetulnya sedikit lebih unggul, karena rata-rata waktu Vettel di stint akhir ini adalah 1:35.851, sedangkan Hamilton mencatat waktu rata-rata 1:36.016. Ini membuktikan kata-kata Lewis Hamilton sendiri, yang mengatakan bahwa race pace Ferrari sangat kuat.

Namun, ketika Vettel diberi tahu oleh race engineer Riccardo Adami, bahwa ia perlu memperkecil keunggulan Hamilton sebanyak 0.7 detik per lap, kemenangan menjadi mustahil. Performa mereka memang tidak beda jauh, dan performa ban mulai menurun karena sudah mengalami degradasi akibat digunakan secara maksimal dari lap ke-35.

Hal ini seharusnya memberi semangat yang besar bagi tim kuda jingkrak. Setelah memenangi seri pertama di Melbourne, hanya sebuah faktor keberuntungan yang menghalangi Sebastian Vettel untuk bertarung dengan Lewis Hamilton.

Scuderia Ferrari benar-benar sudah melakukan step forward musim ini, dan mereka sudah membuktikan seberapa kuatnya mobil SF70-H di Shanghai, yang jauh lebih representatif dibandingkan sirkuit Albert Park di Melbourne. Ini berarti Ferrari berpotensi menjadi ancaman bagi Mercedes di semua seri.

Meskipun Ferrari kurang beruntung dalam beberapa hal, Lewis Hamilton tetap harus menjalankan tugasnya dengan sempurna, dan itu berhasil dilakukannya. Lewis melakukan start yang sempurna, dan saat keunggulan atas rivalnya cukup besar, sang juara dunia tahun 2015 mampu me-manage kondisi ban dengan sangat baik. Dan ketika race engineer nya, Pete Bonnington, memintanya untuk meningkatkan kecepatannya saat Vettel mulai mengejarnya, Lewis melaksanakannya dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com