Jakarta, KompasOtomotif – Di tengah kondisi ruwet seperti sekarang, Audi Indonesia berharap banyak pada konsumen setia. Para loyalis itu adalah pelanggan yang masih mau membeli mobil Audi walaupun sudah punya beberapa unit di garasi.
Tahun lalu Audi terpuruk. Presiden Direktur Garuda Mataram Motor (GMM) Andrew Nasuri mengungkap penjualan terjun sampai 50 persen dibanding tahun sebelumnya. Penyebab utamanya peminat berkurang karena banderol model completely built up (CBU) naik menyesuaikan pelemahan nilai tukar rupiah.
Selain itu Audi Indonesia juga tidak bisa lagi menjual murah sedan A4 dan A6 sebab perakitan lokalnya sudah dihentikan pada 2014. Harga kedua model terlaris itu naik sekitar 20 persen karena kembali ke skema CBU.
Kendati sulit, Audi akan terus bertahan. Basis konsumen loyalis diharapkan jadi penggerak.
“Kalau saya lihat, peminat Audi pasti ada dan biarpun harganya lebih tinggi, pasti ada konsumen yang mau karena memang mengerti teknologi-teknologi yang ditawarkan Audi. Salah satunya, quattro (sistem penggerak semua roda permanen),” ucap Andrew di Jakarta, Rabu (1/6/2016).
“Biarpun kami tidak sebesar kompetitor, satu konsumen bisa punya lima sampai enam unit Audi. Kalau memang sudah punya Audi mereka engga mau lepas. Kami lumayan banyak punya konsumen yang begitu,” lanjut Andrew.
Tahun ini Andrew menargetkan penjualan 200 unit. Menurut data wholesales, target itu sama seperti hasil 2015. Selama Januari hingga April, Audi Indonesia baru menjual 25 unit.
Tahun ini, dipandang dari sektor perekonomian dan otomotif, perbaikan sedang merambat positif. Andrew mengatakan dampaknya baru kelihatan tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.