Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Captain Seat", Mewah tetapi Belum Tentu Berguna

Kompas.com - 25/04/2016, 14:22 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Captain seat di kabin mobil mengangkat nuansa mewah. Namun, ada konsekuensi yang mesti diingat. Satu hal yang dikorbankan adalah fungsionalitas kabin.

Sesuai namanya, captain seat ditujukan buat menyenangkan sang kapten atau bila urusannya dalam mobil berarti penumpang istimewa. Jok tipe seperti ini cuma bisa digunakan satu orang, beda seperti jok biasa yang bisa dipakai bareng.

Captain seat bisa saja terlihat premium, tetapi memengaruhi kapasitas penumpang. Jadi, keberadaannya lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan.

"Captain seat itu bukan solusi terbaik. Tergantung kebutuhannya di mana. Kalau misalnya butuh sebagai tempat kerja, captain seat seperti Innova terbaru, itu oke karena ada mejanya. Berarti, fungsi dari captain seat itu ada. Kalau (fungsinya) enggak ada, mubazir," ujar Edy, penggawa Vertue Concept, Rabu (20/4/2016).

Toyota Astra Motor (TAM) Meja lipat di hadapan penumpang tengah jadi fitur baru penambah aura kemewahan.
Selama 12 tahun bekerja di bidang modifikasi interior, Edy menjelaskan, banyak konsumen yang meminta jok baris kedua mobilnya dibentuk jadi captain seat. Namun, rata–rata, setengah setahun, mereka balik lagi minta agar model kursi dikembalikan seperti semula.

"Orang melihat captain seat itu kan mewah, tetapi kenyataannya, saat mereka sudah menikmati, rata-rata menyesal," kata Edy.

dok.Zoom Leather Seat Captain Seat di Nissan Evalia.
Selain kapasitas, Edy juga menyorot soal ruang kabin karena captain seat. Misalnya, dalam kasus Innova, dua captain seat tidak senantiasa bisa bikin penumpang lebih mudah mengakses kursi baris ketiga.

"Jarak (di antara) dua arm rest cuma 17 cm. Segitu, mau bergerak bagaimana?" kata Edy.

Permintaan captain seat lebih mengarah pada gaya hidup dibanding kebutuhan. "Sering sekali orang mengorbankan fungsi buat kesan mewah, tetapi belum tentu butuh," ucap Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com