Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Program Mobil Emisi Rendah?

Kompas.com - 24/02/2016, 07:22 WIB
Aditya Maulana

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengaku terus melakukan diskusi dengan Kementerian Perindustrian mengenai program mobil emisi rendah (Low Carbon Emission/LCE). Tetapi, belum bisa diputuskan kapan program tersebut mulai bergulir.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito, menuturkan, pihak dari Kementerian Perindustrian harus bicara dengan kementerian terkait mengenai insentif pajak yang akan diberikan melalui program tersebut.

“Prosesnya sudah sampai ke tingkat menteri untuk membahas insentif pajaknya,” ungkap Noegardjito menjawab pertanyaan KompasOtomotif usai acara rapat umum anggota Gaikindo 2016, di hotel Pullman, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2016).

Menurut Noegardjito, pemerintah sedang melihat keuntungan apa yang bisa didapat dari program tersebut. Mekanismenya, mirip seperti program mobil murah ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/Low Cost and Green Car/LCGC).

“Kita bicara program ini melahirkan mobil hibrida. Dengan insentif yang diberikan, pemerintah dapat apa. Kalau LCGC kan pajaknya dari 10 persen menjadi nol persen, tetapi jualannya tinggi, untung yang didapat oleh pemerintah dari PPN yang sama-sama 10 persen,” ujar Noegardjito.

Insentif pajak itu, kata Noegardjito, harus diberikan karena harga mobil hibrida cukup tinggi. Sehingga, daya beli masyarakat menjadi turun.

“Kalau ada insentif, harga otomatis menjadi lebih murah. Daya beli masyarakat juga akan besar jika harga mobil hibrida itu murah,” kata Noegardjito.

Menurut regulasi yang berlaku (PP No 41 Tahun 2013), semua merek bisa mengikuti program LCE dan menikmati diskon Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) 25 persen bagi kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi terkini.

Baik mesin bensin atau diesel, mesin berbahan bakar gas dan bensin, gas yang telah dilengkapi konverter kit, mesin dengan bahan bakar nabati (biofuel), teknologi hibrida, atau mesin khusus.

Dengan catatan bisa memenuhi dengan  bahan bakar gas dengan konsumsi bahan bakar rata-rata minimum 20 sampai 28 kpl. Diskon PPnBM yang bisa dinikmati setiap merek juga bisa lebih besar sampai 50 persen - jika menggunakan mesin yang sama seperti ketentuan sebelumnya, namun konsumsi BBM rata-rata di atas 28 kpl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau