Jakarta, KompasOtomotif – Kabar tentang berhentinya operasi PT Mabua Harley Davidson (MHD) dan PT Mabua Motor Indonesia (MMI) dari semua aktivitas keagenan merek sepeda motor Harley-Davidson tak membuat komunitas gusar. Kabar ini bahkan dimaklumi sebagai akibat dari situasi sulit yang dialami.
Sahat Manalu, Direktur Harley Owners Group (HOG) Jakarta Chapter mengatakan komunitas juga belum paham betul kondisi yang terjadi, karena MHD akan membuat pernyataan resmi pada Rabu (10/2/2016).
”Saya sudah tanya langsung ke Pak Djonnie (Djonnie Rahmat, Presiden Direktur MHD), dan mereka akan membuat konferensi pers. Namun memang rumors ini sudah sekian lama kami dengar. Seandainya benar, buat kami sangat disesalkan,” kata Sahat kepada KompasOtomotif, Jumat (5/2/2016).
Dirinya menambahkan, meski seandainya bisnis MHD distop, komunitas tetap dijanjikan servis dan layanan purna jual sampai enam bulan ke depan, sembari menunggu langkah-langkah selanjutnya dari Harley-Davidson Motor Company.
Sahat juga menuturkan, kondisi yang dialami MHD sangat bisa dimaklumi. Melihat tingginya pajak dan banyak peraturan pemerintah yang tidak berpihak pada bisnis moge, lalu ditambah menurunnya daya beli, sebuah diler akan berat menjalankan bisnis.
”Sekarang di Mabua, harga motor paling murah Rp 250 juta, paling mahal Rp 1,6 miliar. Itu menurut saya sudah tidak masuk akal untuk sebuah sepeda motor. Harga miliaran mending beli Land Cruiser,” ucap Sahat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.