Jakarta, KompasOtomotif – Tesla Motor Inc telah menggulirkan kampanye perbaikan massal alias recall pada Model S di negara asalnya, Amerika Serikat.
Mobil berteknologi listrik murni itu ditarik karena mengalami masalah pada sabuk pengaman (seatbelt). Jumlah yang dicurigai bermasalah cukup besar, sekitar 90.000 unit dan tersebar di seluruh dunia.
Dalam keterangan resmi Tesla, seperti dilansir laman Automotive News, Senin (23/11/2015) menjelaskan, masalah sabuk keselamatan diketahui oleh salah seorang konsumen dari Eropa pada awal November 2015.
Sabuk pengaman bagian depan tidak dapat mengikat dengan ideal, sehingga, potensi lepas cukup besar. Saat ini, Tesla sudah melakukan pemeriksaan 3.000 Model S di seluruh dunia.
“Saat terjadi kecelakaan, sabuk pengaman yang bermasalah itu tidak bisa memberikan perlindungan yang maksimal. Pertama dan terpenting, kita peduli tentang keselamatan konsumen,” kata juru bicara Tesla.
Model S yang bermasalah, menurut Tesla produksi Januari 2014. Setiap unit akan diperkiksa selama tiga sampai enam menit. “Kami berharap sebagian besar sabuk pengaman tidak memiliki masalah,” katanya.
Indonesia
Di Indonesia sendiri, mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) ini sudah dijual resmi oleh salah satu importir umum (IU) Prestige Image Motorcars pada 13 Februari 2015. Saat itu, banderol yang ditawarkan mulai 140.000 sampai 195.000 dollar AS. Lantas bagaimana dengan Model S yang ada di Indonesia?
“Sampai saat ini, kita belum mendapatkan informasi mengenai recall Model S,” kata Presdir Prestige Image Motorcars Rudy Salim kepada KompasOtomotif melalui pesan singkat, Minggu (22/11/2015) malam.
Sayang, ketika ditanya sudah berapa unit orang Indonesia yang membeli mobil listrik Model S, Rudy memilih untuk berdiam diri. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.