Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

VW Tersangkut Skandal Uji Emisi di AS

Kompas.com - 25/09/2015, 06:02 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Washington, KompasOtomotif – Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency/EPA) telah mengeluarkan pernyataan resmi pada Jumat (18/9/2015), bahwa Volkswagen telah memasang piranti lunak tertentu yang bisa menipu standar emisi bahan bakar pada mesin diesel 4-silinder. Skandal ini berujung pada pengunduran diri CEO Volkswagen AG, Martin Winterkorn, pada Rabu (23/9/2015).

Tuduhan EPA tertuju pada Volkswagen AG, Audi AG, dan Volkswagen Group of Amerika. Perangkat lunak yang disebut “defeat device” oleh EPA ini digunakan pada model diesel Volkswagen dan Audi produksi 2009 – 2015. Seperti dijelaskan dalam Notice of Violation dari EPA, perangkat lunak itu punya algoritma tertentu yang bisa mendeteksi mobil sedang menjalani proses uji emisi bahan bakar. Dalam proses itu gas buang dikontrol agar sesuai regulasi.

Mobil lolos uji labolatorium, tapi yang jadi masalah, jika dikemudikan pada kondisi normal kadar emisi nitrogen oxides (NOx) berubah jadi 40 kali lebih tinggi dari seharusnya. Cara ilegal ini ditemukan setelah dilakukan investigasi independen olah West Virginia University dan organisasi non-pemerintah Council in Clean Transportation.

Perangkat lunak itu diproduksi Volkswagen dan diprediksi melibatkan 482.000 mobil diesel di AS sejak dipasarkan pada 2008.  

Dalam keterangan resmi Volkswagen, Selasa (22/9/2015), diungkapkan perangkat lunak yang dimaksud bagian dari engine management . Total jumlah kendaraan yang terlibat lebih tinggi, yakni mencapai 11 juta unit kendaraan diesel di seluruh dunia.

Volkswagen berencana mengeluarkan dana 6,5 miliar euro untuk menyelesaikan masalah ini sampai mesin diesel bisa mengikuti standar emisi yang berlaku.

Tiga hari sebelum mengundurkan diri, pada Minggu (20/9/2015), Winterkorn mengatakan perusahaan akan sangat serius menanggapi tuduhan. “Saya pribadi meminta maaf kami telah merusak kepercayaan konsumen kami dan publik,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com