Seperti yang diutarakan oleh Yudi dari Jakarta Hot Road Classic Community (JHRCC) di Indonesia International Motor Show (IIMS) akhir pekan lalu. Menurutnya, Indonesia jangan mengacu pada Singapura karena dari segi pendapatan dan budayanya saja sudah berbeda.
“Jadi negara itu tidak berhak mengatur masyarakatnya menggunakan mobil tahun berapa, jenis apa dan cc-nya berapa, karena kita bayar pajak sendiri. Transportasi umum yang harus diperbaiki,” ujar di saat berbincang dengan KompasOtomotif seusai acara Thousands Car March di pelataran parkir JIExpo, Sabtu (22/8/2015).
Di luar negeri, lanjut Yudi, masyarakatnya banyak yang menggunakan alat transportasi massal itu karena sudah mumpuni. Beda dengan di Indonesia yang masih amat buruk. Jika angkutan umumnya sudah baik, masyarakat akan beralih dengan sendirinya.
“Jangan malah dibatasi, itu melanggar hal manusia. Orang mau punya banyak mobil juga tidak apa-apa, mereka bayar pajak, uang pajaknya kan bisa dipergunakan untuk membangun jalan atau infrastruktur pendukung lainnya,” kata Yudi.
Saran Yudi, seharusnya Indonesia bisa berkaca pada Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang sudah mapan. Pemerintah AS dan Eropa, meskipun ada yang membatasi, tetapi alat transportasi umum dan infrastrukturnya sudah berkembang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.