Jakarta, KompasOtomotif – Inden panjang Honda HR-V sampai awal 206 tak hanya membuat PT Honda Prospect Motor (HPM) harus terus meningkatkan kinerja produksi, imbasnya juga dirasakan pemasok komponen. Para pemasok ini tiba-tiba dibanjiri pesanan di tengah gejolak nilai tukar rupiah yang fluktuatif.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM Jonfis Fandy mengatakan kepada KompasOtomotif, Selasa (23/6/2016), bahwa salah satu permasalahan juga datang dari komponen. ”Ada lebih dari 30.000 komponen pada HR-V. Satu saja tidak datang, kami tidak bisa produksi,” kata Jonfis.
Dijelaskan, komposisi komponen HR-V saat ini 62 persen lokal, sisanya impor. Keterlambatan pasokan tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga berdampak pada pasokan komponen yang masih impor karena tingkat kenaikan pemesanannya sangat tinggi.
”Mereka (pemasok komponen) kewalahan memenuhi pesanan. Padahal ada masalah lain buat mereka, nilai tukar dollar yang sangat tinggi terhadap rupiah. Ada sebagian komponen yang bahan bakunya ekspor, belinya pakai dollar AS. Itu pun jadi urusan belakangan,” ungkap Jonfis lagi.
Mengejutkan
Naiknya pemesanan SUV compact ini cukup membuat HPM surprise. Hingga saat ini, menurut Jonfis, kenaikan penjualan malah dialami kelas low SUV dan SUV. Low MPV yang digadang-gadang masih menyokong penjualan besar malah turun 50 persen.
”LCGC yang kami harapkan naik malah tidak bergerak banyak. Untuk para pemesan di diler yang sudah membayar DP, kami berusaha untuk memprioritaskannya,” jelas Jonfis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.