Jakarta, KompasOtomotif – Pengguna (Sport Utility Vehicle) SUV yang semakin tinggi menunjukkan adanya kebutuhan yang cukup signifikan, khususnya di perkotaan sebagai antisipasi berbagai tipe jalan. Bahkan status SUV kelas menengah juga kerap disandingkan dengan kemapanan pemiliknya. Terbukti kini banyak para pejabat dan eksekutif muda mulai beralih dari sedan ke SUV. Alasannya, karakter tersebut mampu mewakili status eksklusivitas tanpa harus khawatir ketika berhadapan dengan jalan rusak atau banjir ringan (kedalaman hingga 50 cm).
Jika dipilah lagi, pengguna SUV bermesin diesel juga mulai menunjukkan tren positif, meninggalkan tipe bensin. Salah satu contohnya adalah Toyota Fortuner. Dari data Gaikindo, tipe diesel jauh meninggalkan tipe bensin. Sepanjang 2014, Fortuner diesel 2.5L (matik dan manual) terjual sekitar 16.000 unit, sedangkan tipe bensin 2.7L hanya 1.700-an unit.
Motivasinya beragam, mulai keiritan penggunaan bakar, tenaga, hingga biaya perawatan serta kepemilikan. Khusus untuk poin terakhir ini, KompasOtomotif sudah membeberkan biaya kepemilikan tipe mesin bensin [Baca: Ini Estimasi Biaya Kepemilikan SUV Kelas Menengah] beberapa waktu lalu.
Sebagai pembanding, kali ini pembahasan difokuskan untuk tipe mesin diesel. Biaya kepemilikan termasuk penggunaan bahan bakar, servis berkala, hingga pajak tahunan.
Di range mesin diesel, terdapat dua tipe, menggunakan transmisi manual (M/T) dan otomatik (A/T). Parameternya sama, biaya perawatan hingga 100.000 km di bengkel resmi, pajak hingga tiga tahun, sampai estimasi penggunaan bahan bakar sampai 100.000 km.
Estimasi biaya perawatan meliputi penggantian komponen yang wajib diganti dalam kurun hingga 100.000 km serta biaya jasa servis. Data diambil dari jaringan bengkel resmi Toyota di Indonesia, mencakup servis berkala setiap kelipatan 10.000 km hingga 100.000 km.
Khusus untuk estimasi bahan bakar, KompasOtomotif menggunakan parameter setelah melakukan pengujian, yakni konsumsi bahan bakar rata-rata 14,1 kpl rute kombinasi (transmisi A/T). Untuk transmisi manual, diperkirakan lebih irit, namun KompasOtomotif tetap memasukkan angka yang didapat dari pengujian A/T untuk diambil batas termahal.
Setelah dihitung, muncul angka Rp 2,7 jutaan. Atau lebih murah ketimbang tipe bensin yang masih di atas Rp 3 juta. Berikut estimasi detail biaya kepemilikan Fortuner 2.5L diesel hingga 100.000 km atau 3 tahun:
JENIS BIAYA |
2.5L diesel M/T |
2.5L diesel A/T |
Servis Berkala (biaya total servis 10.000-100.000 km, terdiri atas biaya jasa plus komponen) |
Rp 14.521.580 |
Rp 14.675.980 |
Pajak Tahunan (estimasi hingga 100.000 km atau biasa diasumsikan tiga tahun) |
Rp 4.800.000 X 3 tahun = Rp 14.400.000 |
Rp 4.800.000 X 3 tahun = Rp 14.400.000 |
Bahan Bakar (dihitung hingga 100.000 km, mengacu pada harga solar non-subsidi saat ini, Rp 9.800 per liter, dan angka konsumsi bbm berdasar pengujian) |
Rp 69.501.600 |
Rp 69.501.600 |
Biaya Total |
Rp 98.423.180 |
Rp 98.559.580 |
Biaya Per Tahun |
Rp 32.807.726 |
Rp 32.853.193 |
Biaya Per Bulan |
Rp 2.733.977 |
Rp 2.737.766 |