Moskwa, KompasOtomotif - Badai krisis ekonomi yang menimpa Rusia memukul telak para prinsipal otomotif asing yang berbisnis di sana. Meskipun berlumuran darah, mereka memilih bertahan dan berharap pasar akan membaik dalam jangka panjang, menyusul keputusan investasi yang sudah diambil.
Pelemahan nilai tukar ruble membuat bisnis otomotif terpuruk. "Kondisinya 'mandi darah' bagi semuanya (merek otomotif). Semua pabrikan mobil kehilangan uang saat ini," jelas Carlos Ghosn, CEO Renault-Nissan, dilansir Reuters, akhir pekan lalu (19/12/2014).
General Motors, Audi, Renault-Nissan, dan Jaguar Land Rover sementara menghentikan atau membatasi penjualan di Rusia menyusul semakin rapuhnya pasar. Nilai tukar ruble anjlok hingga 40 persen terhadap dollar AS, sejak 1 Januari 2014. Merek lain, seperti Ford dan BMW memilih mengerek banderol untuk bertahan dengan depresiasi yang terjadi.
Merek asal AS paling berat tekanannya. Hingga November, penjualan Ford anjlok 40 persen menjadi tinggal 56.807 unit. Bahkan, model andalannya, Focus, tidak bisa mempertahankan kinerja positif. Chevrolet dan Opel penjualannya juga turun 26 persen menjadi 169.005 unit.
Rusia menjadi salah satu pasar vital bagi prinsipal dunia setelah lonjakkan penjualan sempat menyentuh 2,9 juta unit pada 2012, sekaligus yang terbesar di Eropa di bawah Jerman.
Berbagai pabrikan seperti Ford, GM, Volkswagen, Nissan, Toyota, Hyundai, dan Kia beramai-ramai membangun bisnisnya di Rusia seiring janji insentif yang diberikan pemerintah. Tapi, kini kondisinya berubah 180 derajat, dengan komentar sejumlah pengamat menyatakan kalau Rusia lebih tepat dijuluki "endemic volatility".
Meski dalam kondisi tertekan, tidak ada satu pun prinsipal otomotif yang hengkang dari Rusia. Mereka melihat masih besar potensi pasar Rusia di masa depan.
"Kondisi lingkungan bisnis saat ini di Rusia sangat menantang dan cair, tetapi ini menjadi kunci pasar di mana potensi terbesar di Eropa bisa terjadi di masa depan," jelas juru bicara Ford Eropa. Ford memproduksi 99 persen mobil yang dijual di Rusia secara lokal. Terakhir, merek AS ini baru saja mulai merakit EcoSport di pabrik barunya bekerja sama dengan Sollers. Tahun depan, pabrik ini mau menambah model baru, Fiesta untuk ikut menikmati segmen mobil kompak yang lagi tumbuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.