"Mencari pelek diameter besar dan lebar ala stance cukup sulit. Untuk mendapatkan seperti yang diinginkan, saya sudah 3 kali ganti pelek dan pindah-pindah bengkel serta toko pelek. Sebab tak semua pelek yang dijual sesuai dengan desain body. Paling tidak pelek dan ban sejajar dengan bibir fender," papar mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, tersebut.
Aliran stance minimalis yang difavoritkan, memaksa Anas rajin mencari pelek yang sesuai. Alhasil pelek jari-jari diameter 17 inci, lebar 7,5 inci dan offset 45 menjadi pilihan terakhir. Disebutkan, jika pelek dipasang tanpa ban, posisi sudah sejajar dengan bibir fender. Langkah selanjutnya tinggal mencari ban yang sesuai, dalam arti tidak keluar melebihi batas bibir fender. Setelah melakukan perburuan ke beberapa toko ban, akhirnya pria berusia 20 tahun ini memutuskan untuk mengimpor langsung ban dari Taiwan sesuai yang diinginkan.
"Saya putuskan untuk impor ban dengan ukuran 165/40 dari Taiwan melalui salah satu toko pelek di Jakarta," aku mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut. Tapak ban yang tidak lebar tersebut dipilih untuk menghadirkan kesan "narik" sebagai khas aliran stance.
Suspensi ikut diubah agar tampilan lebih proporsional namun tetap menghasilkan stabilitas saat manuver dan nyaman ketika melintas di jalan rusak. (ADV)