Ford Motor Indonsia (FMI) menggandeng Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), memberikan pembekalan mudik yang aman kepada beberapa komunitas mobil. Pembekalan mudik Lebaran 2014 ini tertuang dalam program Driving Skill for Life (DSFL).
Poedyo Ipung, instruktur JDDC menjelaskan 10 cara dasar yang menjadi pedoman aman selama berkendara jarak jauh seperti mudik. Kesepuluh cara ini memang sudah lazim diketahui para peserta, tapi kadang atau malah sering terlupakan saat berkendara.
1. Gunakan selalu sabuk keselamatan
Sabuk keselamatan berfungsi sebagai penahan tubuh, bukan hanya pengemudi tapi juga penumpang. Fitur keselamatan itu bukan hiasan, tapi wajib digunakan selama berkendara, tak terkecuali anak-anak.
2. Optimalkan fungsi kaca spion
Selalu kontrol posisi kendaraan kita terhadap kendaraan lain melalui spion, baik kondisi samping dan belakang. Wajib diwaspadai adalah blind spot atau area yang tidak terlihat karena keterbatasan pandangan samping. Biasakan menoleh untuk memastikan situasi aman saat ingin berbelok atau pindah jalur. Atur penempatan barang dalam kabin, agar tidak menghalangi pandangan.
3. Antisipasi situasi lalu lintas
Berkendara defensif harus mampu mengantisipasi situasi di jalan, demi keselamatan dirinya dan orang lain. Sikap selalu memperhatikan kepentingan orang lain, berbaik hati, tenang dan memiliki tanggung jawab sosial. Kuncinya ada pada kesadaran, kewaspadaan, sikap mental dan reaksi.
4. Konsentrasi saat berkendara
Kurang konsentrasi bisa menjadi penyebab kecelakaan. Gangguan bisa dari percakapan, televisi mobil, sambil makan, serta yang paling bahaya adalah interaksi dengan telepon seluler (ponsel). Baik menelpon, SMS, atau chating. Penelitian internasional menyebutkan, menggunakan ponsel saat berkendara penyumbang satu dari empat kasus kecelakaan, bahkan dianggap lebih berbahaya daripada mengkonsumsi alkohol.
5. Jaga jarak aman
Meski arus lalu lintas terlihat lancar, tetap wajib menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Ini berguna buat mengantisipasi situasi mendadak. Beri jarak "tiga detik" yang dihitung berdasarkan lamanya waktu tempuh antara kendaraan di depan dengan kendaraan kita terhadap satu objek tertentu. Caranya dengan menetapkan satu titik pengukur, misalnya tiang listrik, yang telah dilalui kendaraan di depan. Lalu hitung tiga detik dengan saat kendaraan kita melalui titik pengukur tersebut,
Tidak melaju sejajar dengan kendaraan di samping, meski jalanan tersedia lebih dari satu lajur. Ini berguna agar tersedia ruang untuk menghindar jika terjadi keadaan darurat, dan bisa menghindar dengan cara banting setir. Bersambung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.