Produsen karet ban global, Dunlop, mengungkapkan, ban di masa depan tak perlu menghadapi kendala tersebut. Ban akan mendapatkan keuntungan dari teknologi yang bisa bersinergi dengan kebutuhan pebalap dan kondisi trek. Laporan penelitian Dunlop Future Race Car Challenge, menjelaskan, kombinasi polymer gels dan material elektronik diprediksi bisa membuat bentuk ban beradaptasi sewaktu digunakan.
Jadi, pebalap bisa memakai jenis sleek walau sewaktu-waktu hujan datang. Ban akan membentuk ukiran tapak untuk membuatnya tetap “mengigit”. Lebih dari itu, tim di garis pit tidak perlu lagi mengganti ban, sebab si kulit bundar telah dilengkapi miliaran microspikes yang menyebar dan menyebabkan “regenerasi” tapak.
Apa yang disampaikan sejalan dengan pandangan unit balap di masa depan, yang semakin sedikit menggunakan energi, karena kebanyakan bertenaga listrik. Studi yang telah dilakukan fokus menggambarkan masa depan 125 tahun dari sekarang.
Pada 1888, John Boyd Dunlop, ahli bedah hewan asal Skotlandia sekaligus penemu ban bertekanan udara, mendirikan Dunlop Rubber pada 1889. Sejak saat itu perusahaan yang berdomisili di Inggris itu menjadi salah satu produsen multinasional. Ramalan yang dipaparkan merupakan pandangan soal masa depan ban, namun masih perlu banyak penelitian dan kemajuan teknologi menuju ke sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.