Jakarta, KompasOtomotif – Jalan raya sudah menjadi rimba yang setiap saat mengancam jiwa pengendara dan pengguna jalan. Semua saling berebut menggunakan ruas jalan di kota-kota besar yang terasa semakin sempit. Aturan lalu lintas diabaikan, kendaraan lebih besar melawan yang kecil, nyawa pun melayang sia-sia.
Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2013 terdapat 25.157 korban jiwa kecelakaan lalu lintas. Ada 80 orang per hari atau 3 orang per jam meninggal dunia di jalan raya. Data yang berbeda dari Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), menyebut, kecelakaan pengendara sepeda motor mencapai 120.226 kali atau 72 persen dari seluruh kecelakaan lalu lintas dalam setahun.
Melihat fenomena tersebut, sekitar 50 biker yang tergabung dalam Unity Bikers menggelar kegiatan Unity Pitstop Safety Riding yang berisi diskusi bikers bertema ”Mari Berbagi Jalan”, di Soulkitchen Café, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (12/05).
Joel D Mastana, Professional Safety Riding Trainer didaulat sebagai pembicara. Diskusi ini bertujuan mengajak para biker saling menghormati antar sesama pengguna jalan, agar jalan raya bisa menjadi sahabat bagi semua orang.
”Untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas diperlukan kesadaran berlalu lintas yang baik bagi masyarakat, terutama pengendara sepeda motor yang sering mendapat cap negatif. Semangat ’Mari Berbagi Jalan’ ini dilandasi kenyataan bahwa 70 persen kecelakaan melibatkan orang lain dengan berbagai hal dan kasus,” ucap Joel.
Standarisasi
Joel juga mengutarakan pentingnya standarisasi berkendara yang sama di seluruh Indonesia agar setiap pengendara punya pemahaman sama saat berada di jalan raya. Standarisasi ini akan menjadi komunikasi yang baik dan benar serta sebagai bahasa universal bagi para pengguna jalan.
Standarisasi ini dibagi dalam tiga aspek penting, yaitu Search, Evaluate dan Execute yang wajib dipahami.
Search, pengendara perlu melihat potensi risiko kecelakaan, sehingga tidak hanya menggunakan perlengkapan keselamatan berkendara, seperti jaket, helm dan sarung tangan, namun juga persiapan kendaraan, fisik, serta mentalnya.
Evaluate, artinya pengendara perlu mengetahui dan memperkirakan pergerakan kendaraan lain. Pengendara harus selalu bersikap waspada dengan melihat sekelilingnya, termasuk melalui kaca spion dan menengok untuk mengonfirmasi keselamatan. ”Di jalan raya, kita harus selalu ‘melihat’ dan ‘terlihat’,” jelasnya lagi.
Sedangkan Execute, hasil dari evaluasi yang diakhiri dengan refleks dan eksekusi yang tepat. ”Dalam waktu dua detik, pengendara harus melakukan eksekusi yang tepat secara otomatis,” tegas Joel.
Berkala
Joel berharap, Unity Pitstop Safety Riding ini bisa dilakukan berkala di berbagai kota di Indonesia karena sejalan dengan program Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020, yang dicanangkan Wakil Presiden di Jakarta, 20 Juni 2011 lalu.
”Pentingnya safety riding sudah seharusnya tak ditawar lagi. Ini kebutuhan mutlak semua pengendara, karena kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Selain itu dengan makin banyaknya pelopor keselamatan berkendara pasti bisa mengurangi angka kecelakaan lalu lintas,” tutup Joel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.