Hasil ini otomatis menetapkan Toyota tetap di atas General Motors (GM) yang menjual 9,71 juta unit. Sedangkan peringkat ketiga, menempel ketat Volkswagen dengan 9,7 juta unit. Memang angka-angka ini masih sementara sifatnya, VW baru mau mengumumkan hasil finalnya Maret.
Toyota kembali mempertahankan posisinya dua tahun berturut-turut di puncak setelah 2011 lalu sempat digeser GM akibat bencana alam banjir dan gempa bumi. Kala itu, merupakan prestasi tersendiri bagi GM karena bisa kembali mengambil posisi puncak dari Toyota. Produsen asal Amerika Serikat itu hampir delapan dekade menjadi yang terbesar. Sementara, Toyota mencuri di 2008, 2009, 2012, dan 2010.
Pada 2012, Toyota kembali menggeser GM dengan hasil penjualan 9,75 juta unit, hanya terpaut 451.000 unit dari GM. Tahun lalu (2013), jurang pemisah antara kedua merek ini semakin mendekat dengan perbedaan 266.000 unit. GM berhasil mendapat hasil penjualan lebih baik di Asia dan Amerika Utara.
Secara total penjualan, GM berhasil naik 4 persen sedangkan Toyota hanya 2 persen.
Agustus lalu, Toyota memprediksi penjualan bisa mencapai 9,96 juta unit untuk 2013. Ternyata, hasilnya jauh lebih baik dari perkiraan awal, berkat sumbangan merek-merek dagang, seperti Toyota, Lexus, Scion, Daihatsu, dan Hino.
10 Juta Unit
Hasil 10 juta unit yang diperoleh tahun lalu, sebenarnya merupakan penantian perusahaan. Pasalnya, pada 2007 Toyota menyatakan kalau penjualan globalnya akan mencapai 10,4 juta unit pada 2009. Tapi, rencana ini buyar. Pengaruh krisis perusahaan yang menghadapi jutaan perbaikan massal (recall) di seluruh dunia termasuk gempa bumi yang terjadi di 2011.
Awalnya target 10 juta unit jadi semakin jauh bagi Toyota untuk diwujudkan. Tapi, mulai 2009, cucu pendiri Toyota, Akio Toyoda mengambil alih kursi kepemimpinan. Ia mencoba mengubah budaya perusahaan dengan fokus tidak mengejar volume penjualan, seperti yang dilakukan pendahulunya.
Ofensif
Akio kemudian menetapkan kalau tujuan utama Toyota adalah pada produk dan proses manufaktur yang prima. Mengusung teori, jika Toyota memberikan pilihan produk terbaik di dunia, volume penjualan akan ikut dengan sendirinya. November lalu, Toyoda mengaku kalau perusahaan sudah siap bergerak ofensif. Tapi, ia menegaskan kalau target volume bukan bagian dari strategi pertumbuhan yang disiapkan.
"Toyota sudah semakin mendekati 10 juta unit per tahun. Tapi, sekarang, kami tidak mengejar volume. Bergerak ofensif maksudnya menciptakan mobil yang lebih baik lagi dan mengubah bagaimana cara kami memproduksi mobil," beber Akio, kala itu.
Pengembangan baru akan semakin masif setelah melalui angka penjualan 10 juta unit. Dengan konsep Toyota New Global Architecture (TNGA), yakni memaksimalkan desain dan komponen serupa sehingga mampu menghasilkan mobil lebih baik dengan biaya lebih murah, baik dari segi produksi mapupun banderol di pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.