Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tematis Interior

Ini Aksesori "Haram" Berada di Kabin

Kompas.com - 05/01/2014, 16:19 WIB
Aris F. Harvenda

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif - Menyematkan aksesori di interior memang bisa meningkatkan gengsi dan mengubah tampilan jadi lebih trendy atau mewah, sesuai pilihan. Namun jika menyesaki kabin secara berlebihan dengan barang-barang aftermarket, tanpa konsep yang jelas, malah bisa menimbulkan kesan "sumpek".

Efek lain, ada beberapa aksesori yang ternyata bisa mengganggu kerja atau konsentrasi pengemudi. Tentunya hal tersebut bisa memberikan dampak bahaya dan bisa menimbulkan kecelakaan. Berikut beberapa barang yang punya potensi berbahaya jika ada di kabin, terutama di area pengemudi, menurut penuturan Fitra Eri, pebalap nasional dan instruktur keselamatan mengemudi yang juga wartawan majalah AutoBild Indonesia.

Hiasan dasbor
Seperti beberapa bentuk miniatur orang, hewan atau tumbuhan yang bergerak sesuai laju mobil, yang biasan ditempel di dasbor. Barang tersebut secara tidak langsung merangsang otak kita untuk memperhatikan gerakannya. Tanpa disadari konsentrasi mengemudi terpecah. Termasuk pemasangan monitor untuk menonton film yang ditempel di dasbor, dan penempelan pegangan GPS atau ponsel. Selain menggangu konsentrasi pengemudi juga mengakibatkan berkurangnya area penglihatan.

Penting juga untuk diperhatikan, jangan melatakkan aksesori atau hiasan apapun di depan dasbor yang punya kelengkapan kantung udara (airbag). Menjadi hal yang membahayakan jika airbag tersebut bekerja. Hiasan atau aksesori bisa melukai penumpang yang ada di depannya.

Kaca Film
Fungsi utama adalah melapisi kaca untuk mengurangi dampak panas sinar matahari. Namun fungsinya berubah jadi membahayakan jika kadar gelap yang dipakai lebih dari 60 persen untuk kaca samping dan belakang. Begitu pula dengan kaca depan yang disarankan menggunakan model bening (clear). "Kondisi yang terlalu gelap bisa membahayakan ketika mengemudi di malam hari," kata Fitra.

candoability Pegangan tambahan di setir yang kerap dipakai forklift
Pegangan Tambahan di Setir
Kerap digunakan oleh forklift (forklift steering wheel knob) karena sering melakukan manuver tajam dengan putaran sudut yang cukup besar. Peranti ini masih banyak ditemukan terpasang di setir mobil. Tujuannya memudahkan proses memutar arah setir saat parkir. Namun tanpa disadari keberadaannya bisa mengganggu area pegangan setir sehingga jadi kurang leluasa, terlebih saat melakukan manuver tiba-tiba. Bahkan alat tersebut bisa mencederai tangan ketika harus melakukan refleks memutar arah setir dalam kondisi bahaya.

Pedal Alas Besi
Produsen selalu membuat alas pedal dari karet. Namun beberapa pemilik mobil sering menganti dengan model balap yang terbuat dari besi. Sebenarnya hal tersebut tidak membahayakan jika di alas pedal bagian atas (yang menempel dengan kaki) ada unsur karet. Tujuannya untuk menghindari kondisi licin. Apalagi saat ini hujan masih sering mengguyur, tanpa adanya karet di penampang, bisa membuat permukaan licin dan kaki mudah tergelincir sehingga tidak bisa memfungsikan dengan baik.

Busa Sabuk Keselamatan
Agar terlihat seperti mobil balap dan empuk ketika terkena badan, sabuk keselamatan (seat belt) kerap dipasangi busa. Peranti tersebut memang sangat berguna, sebagai sabuk keselamatan pebalap model 4 titik. Namun dengan syarat seat belt harus mengikat kencang tubuh.

Celakanya, yang biasa dipakai di mobil biasa kondisi seat belt cenderung kendur, dan mengencang ketika ada hentakan. Nah dengan penggunaan pelapis tersebut maka seat belt dan tulang belikat tidak menempel dengan benar. Alhasil saat dibutuhkan sabuk keselamatan tidak berfungsi optimal dan cenderung kendur di posisi tersebut. Efeknya sudah tentu bisa mencederai pemakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau