Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Superbus ListrikTerbang ke Arab

Kompas.com - 05/10/2011, 18:41 WIB

BELANDA, KOMPAS.com — Setelah sekian lama muncul di publik sebagai produk pameran, Superbus yang merupakan limusin bertenaga listrik ini akhirnya terbang ke Uni Emirat Arab. Seperti dilaporkan Daily Mail pada 4 Oktober lalu, Superbus berwarna biru malam dengan panjang 15 meter tersebut dipesan oleh syekh, yang kemungkinan berdomisili di Abu Dhabi atau Dubai. Superbus pun dikirim dan diangkut sebuah jumbo jet kargo milik maskapai penerbangan Belanda, KLM.

Menurut situs resmi Superbus, kendaraan ini terakhir muncul di Sirkuit Assen, Belanda, pada 7 Agustus lalu dalam sebuah uji coba. Pangeran Pieter Christiaan dari Belanda sempat duduk di dalam kabin bersama 23 orang lainnya.

Ringan
Superbus dibuat oleh Prof dr Wubbo Ockels (mantan astronot), Dr ing Antonia Terzi (mantan desainer F1 BMW Williams), dan Joris Melkert, MSc (pakar pesawat antariksa).

Ketiganya menjadi pimpinan proyek bersama para mahasiswa dari Delft University of Technology di Belanda. Mereka membuat Superbus yang dicontohkan mampu menempuh perjalanan 120 km dari Dubai ke Abu Dhabi hanya dalam waktu 30 menit.

Kemampuan itu diraih lantaran bobotnya yang ringan. Maklum, badan dan rangka dibuat dari serat karbon dan dicampur lexan policarbonate.

Pintu "gullwing"
Sumber energinya baterai lithium polymer, sementara energi akibat pengereman bisa dipulihkan kembali. Tenaga yang dihasilkan motor listrik mencapai 408 PS dan dapat digandakan hanya dalam hitungan menit.

Lebar badan 2 meter dan tinggi 1,65 meter membuat penumpang nyaman di dalam kabin. Sementara itu, jok sport dipasang dengan akses 12 pintu di kanan-kiri. Kedua belas pintu itu membuka ke atas bak sayap mengepak (gullwing).

Superbus sport futuristik ini diklaim sanggup melesat 250 km /jam dan dihargai 7 juta poundsterling (Rp 96 miliar). Sayangnya, Peyman Younes Parham selaku Direktur Dubai Roads and Transport Authority justru menyangsikan bahwa Superbus bisa digunakan di jalan umum.

"Ini ide yang brilian. Sayang, tidak bisa digunakan sebagai transportasi publik. Namun, ini cocok sebagai bus eksekutif atau pariwisata." (Dimas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau