WASHINGTON, KOMPAS.com — Perhatian Presiden Amerika Serikat terhadap keselamatan lalu lintas di negaranya begitu tinggi. Salah satu bukti, ia mulai hari ini memerintahkan situs web Distracted Driving untuk mulai bekerja. Situs ini menyampaikan iklan dan kampanye yang mengharapkan agar para pengemudi selalu fokus mengemudi selama meluncur di jalan raya.
Para pengemudi diminta menghindari kegiatan lain selama mengemudi. Mereka harus fokus pada mengemudi saja. Presiden Obama menilai kampanye ini terus digalakkan karena angka kecelakaan akibat pengemudi tidak fokus makin tinggi. Salah satunya, sembari mengemudi, banyak pengemudi mengetik teks SMS pada telepon seluler dan mengirimkannya.
Pegawai pemerintah
Cara pemerintah Obama mengampanyekan fokus mengemudi cukup menarik. Perintah utama diberikan kepada 4 juta pegawai pemerintah federal. Mereka dilarang menulis dan mengirim SMS saat mengemudi. Hal tersebut efektif berlaku pada Rabu ini.
Kebijakan diteruskan kepada kontraktor federal atau lembaga lain yang berbisnis dengan pemerintah.
“Saya bangga dengan pemerintah federal dalam memberi contoh dan mengajak yang lain untuk memikirkan masalah keselamatan di lingkungan terdekat, apakah melalui karyawan, kampanye peduli keselamatan atau hanya memberikan penjelasan kepada pengemudi yang masih berumur belasan tahun, untuk mengetahui risiko lalu lintas,” ungkap Sekjen Transportasi Amerika Ray LaHood.
Ia pun mengerahkan 58.000 karyawan Departemen Transportasi untuk melaksanakan langsung perintah khusus Obama tersebut sejak awal Oktober lalu. Karena itu pula, situs Distraction.gov resmi tayang sejak kemarin.
“Setiap saat, pandangan orang bisa saja lengah. Kendati hanya beberapa detik, mereka menciptakan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain,” kata LaHood. Ia menambahkan, pengemudi yang tidak fokus sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab.
Makin tinggi
Berdasarkan data yang dikeluarkan Lembaga Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat, hampir sekitar 6.000 orang mati tahun lalu akibat tabrakan. Penyebabnya, pengemudi tidak fokus saat mengemudikan kendaraannya. Kekhawatiran makin tinggi karena pengemudi yang menggunakan telepon seluler terus meningkat.
Karena itu pula, tiga negara bagian di Amerika mulai 1 Januari mendatang melarang pengemudi mengetik SMS ketika mereka mengemudikan mobil. Ketiga negara bagian tersebut adalah New Hampshire, Oregon, dan Illinois.
Beberapa perusahaan juga mulai mengikutnya. Chrysler Group LLC bulan ini mengeluarkan larangan untuk mengirim SMS bagi setiap karyawan yang menggunakan telepon seluler fasilitas kantor saat mengemudikan kendaraan sendiri.
DPRD Michigan juga telah mengesahkan peraturan yang mendenda pengemudi melakukan SMS sambil mengemudi dengan denda 100 dollar AS meski tidak ditilang.
Bagi kita di Indonesia, dengan angka kecelakaan yang juga terus meningkat pada kondisi tertentu, cara ini bisa saja diikuti, baik oleh lembaga yang berwenang, misalnya Ditlantas Bambim Polri, LSM, maupun lainnya.
Pasalnya, seperti di Amerika Serikat, potensi korban adalah orang-orang muda yang masih produktif. Pengemudi mobil kelompok ini masih kurang pengalaman dalam mengemudi. Tren risiko mereka makin tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya.
Penyebab
Dalam kampanye keselamatan lalu lintas ini, Distraction.gov menjelaskan tiga faktor yang bisa menyebabkan orang tidak fokus mengemudi. Pertama, visual, melihat ke samping. Kedua, faktor manual, pengemudi tidak memegang setir. Terakhir, kognitif, pikiran pengemudi tidak bersama mobilnya, tetapi melayang ke mana-mana.
Aktivitas yang bisa mengganggu fokus selama mengemudi adalah menggunakan telepon seluler, makan dan minum, berbicara kepada penumpang, berdandan, membaca termasuk peta, menggunakan PDA atau sistem navigasi, serta menonton video, mengganti stasiun radio, CD, atau pemutar MP3.
Mereka juga menjelaskan, menggunakan telepon seluler, baik dipegang maupun handsfree, menyebabkan reaksi pengemudi turun. Kondisinya sama dengan pengemudi yang lagi mabuk. Kesimpulan lain, aktivitas otak turun sampai 37 persen. Karena itu, diperkirakan, dari 80 persen tabrakan, 65 persen hampir disebabkan oleh masalah pengemudi berponsel ria atau mengirimkan SMS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.