Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMW Z4 Beringas, Penyalur Hasrat "Ngebut" Dokter

Kompas.com - 07/09/2009, 11:42 WIB

KOMPAS.com — Louis Tan adalah seorang dokter di Singapura dan punya hobi ngebut. Kendati sibuk menangani kasus H1N1, ia tetap tak lupa menyalurkan kesukaannya di sirkuit internasional Sepang, Malaysia. Sampai-sampai, dapur pacu BMW Z4 sebagai tunggangan andalan, yang dinilai sebagai roadster sejati nan klasik, mengalami pendongkrakan tenaga.

Pasalnya, performa mesin 2.5L dirasa kurang mumpuni. Untuk menaikkan power, proses itu dibantu M54 stroker kit 3.0L dan dipersenjatai sistem induksi supercharger. Dia mengatakan, belum ada perusahaan yang menyuplai langsung stroker kit untuk M54. Maka dari itu, ia terpaksa order langsung dari Amerika. Yang ia pesan di antaranya piston forged, ring piston, conrod, dan crankshaft.

Supercharger ikut dipoles dengan kit dari Technik Engineering berupa intake snorkel, filter, piping, bracket, pulley, dan belt. Untuk pulley, bagian ini mempunyai tekanan 4,5 Psi. Untuk mendapatkan tenaga lebih, diamater pulley diganti yang lebih kecil. Tujuannya supaya supercharger berotasi lebih cepat.

Berkaitan dengan itu, sistem saluran pembuangan di up-grade dengan header aftermarket, custom ulang pipa bagian tengah, dan diakhiri dengan muffler ACS. ECU di-remapping oleh Rhommel dari ROM Tuning. Proses ini meliputi penyetelan ulang rasio bahan bakar dan udara, timing, serta penyetelan DVANOS (nama teknologi timing control di BMW). Kalau di Honda, teknologi itu dikenal dengan VTEC, sementara di Toyota dengan VVTi.

Hasilnya, tenaga standar yang sebelumnya di bawah 200 dk melonjak jadi 303 dk. Suara berubah sedikit lebih kasar, bahkan menyerupai M-Engine. Performa putaran atas dan torsi menengah kini lebih nendang.

Karena tenaga sudah besar, maka hal itu pasti harus diimbangi dengan sistem penghenti laju. Sedan kabriolet ini sudah dilengkapi Stoptech 4 piston dengan rotor model 2-piece 332 mm slotted. "It's best suited for track use," sebut Louis yang sebelumnya sudah membandingkan perangkat tadi dengan Brembo 4 piston.

Saat manuver di tikungan, karena tenaga galak, mobil butuh kestabilan dan tingkat keolengan yang minim. Untuk sektor kaki-kaki ada dua pilihan, Bilstein PSS 9 dan KW Varian 2. Berdasarkan berbagai masukan dari teman-teman, Bilstein mempunyai karakter ayunan yang lebih lembut. Sementara itu, KW Varian 2 menurut Louis lebih pas untuk karakter sirkuit yang membutuhkan suspensi keras. (Muhammad Balbed)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau