Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Nasional Apa Kabarnya?

Kompas.com - 26/08/2009, 12:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah kedigdayaan mobil-mobil Jepang, Eropa, dan Korea Selatan, minat membuat kendaraan berlabel “mobnas” alias mobil nasional tetap saja bergelora. Bahkan sudah ada yang berani memperkenalkan prototipenya kepada masyarakat, antara lain Arina, Gea, Komodo, dan Tawon.

Animo masyarakat terhadap mobil tersebut cukup tinggi, apalagi harga yang ditargetkan para pembuatnya sangat terjangkau. Namun, masalah yang dihadapi untuk merealisasikannya, mobil tersebut harus melintasi jalan berbatu dan tanah licin penuh lubang. Lebih parah lagi, tak ada jembatan menembus jalan beraspal.

Hal tersebut terungkap dari pernyataan Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Departemen Perindustrian Panggah Susanto dan Widya Aryadi, Dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang menyodorkan mobil murah.

Minimal 30 juta dollar AS
Panggah Susanto mengatakan, setiap produsen merek mobnas memerlukan dana sedikitnya 30 juta dollar AS untuk membangun fasilitas perakitan. Investasi sebesar itu pun hanya untuk perakitan dengan kapasitas 5.000-10.000 unit per tahun.

Kenyataan itu dialami Widya Aryadi, yang telah memamerkan prototipe dan memperlihatkan kemampuan mobil kecilnya yang diberi nama UPV (Urban Personal Vehicle) dengan harga Rp 30 juta.

“Ternyata tak mudah mewujudkan dan membangun industri mobil murah,” keluhnya ketika bertemu dengan Kompas.com pada Pameran Kreasi Departemen Pendidikan di Jakarta, 11 Agustus lalu.

Padahal, pertengahan Mei 2009, saat mengikuti Pameran Industri Indonesia, Widya dan mitranya bersemangat mewujudkan cita-citanya. Maklum, minat masyarakat terhadap mobil yang dipamerkannya ketika itu sangat tinggi. Tidak hanya konsumen di dalam negeri. “Juga ada pesanan dari Belanda. Mereka minta 1.000 unit,” ungkap Widya yang ketika itu didampingi Anis Muhammad Mufid, mitranya yang bertugas mencari investor.

Waktu itu, Widya juga mengemukakan rencananya untuk memamerkan empat UPV terbaru, sekaligus untuk dites oleh pengunjung IIMS 2009 akhir Juli lalu.

Kenyataannya, rencana tersebut kandas. Bekerja sama dengan produsen sepeda motor dan kendaraan roda tiga, Viar memasok mesin dan sistem penggerak, sementara Uness hanya memamerkan kendaraan kecil paramedik tanpa atap.

Kendaraan kecil yang disebutkan terakhir direncanakan dipakai saat laga MU dan Indonesian All Star sebagai feeder bagi pemain yang cedera. Namun, kendaraan itu urung tampil gara-gara bom teroris di JW Marriott dan Ritz-Carlton, yang menyebabkan MU ciut nyali berekshibisi di Jakarta.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau