Menurut Lian Yubo, Wakil Presiden Direktur BYD, perusahaan induknya adalah pemasok baterai lithium-ion No.1 di dunia untuk telepon seluler. Dijelaskan pula, sekarang perusahaannya telah berhasil membuat baterai lithium-ion dari bahan dasar besi dalam skala industri.
Di samping itu, tiga masalah utama mobil listrik dan hibrida yang menggunakan baterai lithium-ion saat ini akan bisa diatasi dengan baterai produk mereka. Masalah utama yang dihadapi produsen baterai lithium-ion sekarang ini adalah biaya tinggi, kapasitas rendah, dan bahaya ledakan.
Akibatnya, harga mobil listrik yang menggunakan baterai lithium-ion jadi mahal. Begitu juga dengan mobil hibrida. Karena itu pula, produsen Jepang yang sudah memproduksi mobil hibrida secara massal masih menggunakan baterai NiMH.
Baterai lithium-ion yang digunakan BYD pada F3DM, selain murah, kapasitas penyimpanan energinya juga besar dan tidak meledak bila dibakar. Di samping itu, baterai tersebut dapat diisi ulang dengan menggunakan jaringan listrik rumah tangga selama 9 jam. Bila menggunakan perlengkapan pengisian khusus industri, hanya butuh 15 menit untuk pengisian sampai 80 persen.
BYD mengklaim, baterai lithium-ion produksi mereka bisa dipakai lebih dari 2.000 kali atau untuk jarak tempuh di atas 500.000 km (10 tahun). Perusahaan ini didirikan pada 1995 dengan 20 karyawan khusus untuk membuat baterai. BYD sendiri merupakan singkatan dari "Build Your Dream".
Kini, BYD telah menjadi perusahaan global terkemuka dengan 130.000 karyawan. Perusahaan ini masuk ke bisnis dan industri mobil setelah mengakuisisi perusahaan mobil negara yang bangkrut, Qinchuan Automobile di Xi’an. Kini BYD memproduksi 100.000 unit lebih mobil setiap tahunnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.