BOSTON, JUMAT -- Di tengah kontroversi bergulatnya manusia dengan mobil dalam memperoleh bahan makanan, --akibat dikembangkannya sumber energi nabati, ethanol-- ternyata telah dikembangkan alternatif solusi lain.
Saat ini produksi etahonol di AS mayoritas dipenuhi dari hasil budidaya jagung, yang belakangan dikhawatirkan akan mempercepat dunia menghadapi krisis dan kenaikan harga pangan untuk manusia.
Berbeda dengan yang umum tersebut, Mascoma Corp di Boston disebutkan mampu memproduksi ethanol dengan sejumlah bahan yang berbeda, termasuk potongan kayu, ampas rumput, dan limbah peternakan/ perkebunan.
Proses produksi tersebut saat ini dikerjakan di pabrik Mascoma di Rome, New York dengan kapasitas produksi baru mencapai 757 ribu liter ethanol setahun.
Berdasarkan penjelasan Mascoma, nantinya pada fase pengolahan komersial dengan teknologi yang ada saat ini, akan mampu diproduksi ethanol hingga lebih dari 37 juta liter per tahun. Sementara saat ini, AS tercatat telah mengonsumsi bahan bakar fosil macam bensin dan solar hingga 529.957.652 liter per tahun. Waw!
Pemilihan lokasi produksi di Rome tersebut dilandasi pertimbangan kedekatan terhadap sejumlah pabrik kertas, di mana pada awalnya limbah-limbah dari pabrik tersebut yang digunakan untuk memproduksi bio fuel.
Seakan tak mau terlambat, produsen otomotif AS, General Motors (GM) langsung menggaet Mascoma dengan sebuah penandatanganan kontrak kerjasama perngadaan ethanol, Kamis (Jumat wib). (LEFTLANE/GLO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.