JAKARTA, KOMPAS.com – Sepeda motor cafe racer mencuri perhatian pada tahun 1960-an ketika para pebalap jalanan di Inggris berlomba untuk menjadi yang tercepat, dari satu tempat nongkrong ke tempat nongkrong lainnya, atau dari satu kafe ke kafe yang lain.
Era itu melahirkan banyak motor ikonik dengan desain minimalis dan fungsional, yang dirancang untuk mengutamakan kecepatan dan gaya.
Meskipun popularitasnya meredup seiring berjalannya waktu, motor cafe racer tetap berkembang, terutama pada desain dan teknologi. Namun, bentuknya telah jauh berevolusi.
Pada generasi awal cafe racer hadir dengan tampilan lampu telanjang dan bagian belakang yang khas ala buntut tawon (tail wasp). Sekarang desain motor berkembang sesuai tuntutan zaman.
Salah satu contoh motor cafe racer yang mengalami perubahan signifikan namun tetap memiliki daya tarik klasik adalah Ducati Pantah 500L.
Dilansir dari Ducatoclassics, desain Ducati Pantah 500L saat ini terlihat cukup menarik dengan perpaduan antara elemen-elemen klasik dan kontemporer.
Pada eranya, meskipun motor ini mengusung desain cafe racer yang klasik, Ducati berhasil memberikan sentuhan modern yang membuatnya tetap elegan dan relevan hingga saat ini.
Salah satu perubahan utama dari Ducati Pantah 500L dibandingkan cafe racer generasi awal adalah bentuknya yang lebih kotak dan futuristik.
Lampu depannya masih mempertahankan bentuk bulat, namun dilengkapi dengan fender atau tameng yang sedikit mengotak, memberi kesan lebih tajam dan dinamis.
Begitu pula dengan desain sein yang kini berbentuk kotak, yang memberikan kesan lebih rapi dan tegas, menjadi perpaduan unik antara desain klasik dan modern.
Tangki bahan bakar juga tampil lebih besar dan mengotak, menambah kesan kokoh pada motor ini. Bagian belakang motor, yang dulu sering disebut sebagai "buntut tawon" pada cafe racer klasik, kini memiliki desain yang lebih modern.
Meskipun demikian, bentuknya tetap terinspirasi dari desain tradisional, dan justru lebih mirip dengan "duck tail" yang lebih umum ditemukan pada model Harley-Davidson.
Desain ini memberi sentuhan elegan sekaligus sporty, menggabungkan estetika dan fungsionalitas dengan sangat baik.
Selain perubahan desain, Ducati Pantah 500L juga memperkenalkan sebuah inovasi besar dalam dunia sepeda motor.
Berbeda dengan model-model Ducati sebelumnya yang menggunakan rangka konvensional, Ducati Pantah 500L menjadi motor pertama yang menggunakan rangka trellis tubular, yang kemudian banyak dipakai di model lain.
Rangka trellis ini tidak hanya lebih ringan, tetapi juga lebih kuat dan lebih stabil, memberi motor ini performa yang lebih optimal terutama pada kecepatan tinggi.
Ducati Pantah 500L bukan hanya terkenal karena desainnya yang elegan, tetapi juga karena mesin inovatif yang digunakan.
Pada saat itu, Ducati sedang mencari cara untuk memperbarui dan meningkatkan performa mesinnya.
Insinyur Ducati saat itu, Fabio Taglioni, yang telah mengembangkan mesin dengan timing belt karet sejak tahun 1973, menanamkan teknologi baru ini pada Ducati Pantah 500L.
Mesin L-twin 90 derajat 500cc yang dipasang pada motor ini merupakan inovasi besar. Pantah 500L menjadi motor pertama Ducati yang menggunakan rubber timing belts, menggantikan sistem konvensional yang lebih berisik.
Sistem timing belt karet ini tidak hanya membuat suara mesin lebih senyap, tetapi juga memberikan keandalan yang lebih tinggi tanpa mengorbankan performa.
Hal ini memungkinkan motor ini tetap memiliki karakteristik khas Ducati yaitu mesin yang bertenaga dan responsif.
Mesin L-twin 500cc pada Ducati Pantah 500L mampu menghasilkan tenaga sekitar 50 tenaga kuda (Tk) pada 8.500 rpm, sebuah angka yang cukup impresif untuk motor berkapasitas 500cc pada masanya.
Ducati Pantah 500L tetap mampu memberikan performa yang memuaskan dan sangat cocok untuk para penggemar motor yang menginginkan kombinasi antara kecepatan, gaya, dan kenyamanan.
Ducati Pantah 500L bukan hanya sekadar motor, tetapi juga simbol dari perubahan besar dalam industri sepeda motor pada akhir 1970-an.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/01/12/142100915/ducati-pantah-500l-inovasi-ducati-di-awal-1980