JAKARTA, KOMPAS.com - Menggunakan rem tangan saat berhenti di tanjakan curam sering dianggap solusi praktis untuk mencegah kendaraan mundur. Namun, kebiasaan ini bisa membawa dampak buruk jika dilakukan terlalu lama.
Salah satunya adalah kerusakan pada sistem rem kendaraan yang berujung pada penurunan performa keselamatan berkendara.
Menurut Lung Lung, pemilik Dokter Mobil, rem tangan yang terus-menerus aktif pada kondisi tanjakan dapat menyebabkan kampas rem menjadi panas berlebihan.
“Gesekan antara kampas dan cakram atau drum rem menghasilkan panas sehingga kalau dibiarkan terlalu lama bergesekan, maka material kampas bisa terbakar dan kehilangan daya cengkeram, dan rem menjadi tidak efektif,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Minggu (24/11/2024).
Ia menambahkan, risiko lain yang jarang disadari adalah terjadinya deformasi pada komponen rem akibat suhu tinggi. Situasi ini terutama berlaku pada kendaraan yang sering digunakan di area perbukitan atau tanjakan ekstrem.
"Untuk jangka panjang, komponen seperti cakram atau drum rem bisa melengkung, menyebabkan rem bergetar atau bahkan gagal berfungsi," kata Lung Lung.
Sebagai solusi, Lung Lung merekomendasikan penggunaan teknik heel-toe bagi pengemudi mobil manual atau memanfaatkan fitur hill assist pada kendaraan modern.
Selain itu, pemeriksaan rutin pada sistem rem sangat penting untuk mendeteksi kerusakan sedini mungkin.
Penggunaan rem tangan secara bijak dan perawatan berkala dapat membantu memperpanjang umur kendaraan sekaligus memberikan rasa aman selama berkendara.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/25/091200615/risiko-menahan-rem-tangan-terlalu-lama-di-tanjakan-curam