KLATEN, KOMPAS.com - Keberadaan oknum bengkel nakal kerap meresahkan masyarakat, khususnya bagi pengguna kendaraan roda empat. Dengan memanfaatkan ketidaktahuan konsumen soal teknis, mereka tega berbohong terkait kerusakan komponen mobil.
Menyikapi hal tersebut, konsumen dituntut berpikir kritis terhadap saran perbaikan yang diberikan oleh pihak bengkel. Jangan sampai hanya pasrah dan justru memberikan respons kurang tepat.
Salah satunya, konsumen harus tahu alasan bengkel kerap memberikan informasi kerusakan mobil, padahal tidak diminta sebelumnya. Hal ini memberikan kesan pihak bengkel mencari-cari kerusakan mobil konsumen.
Iwan, pemilik bengkel mobil Iwan Motor Solo, mengatakan konsumen berhak mendapatkan informasi sebenar-benarnya, terkait kondisi mobil yang dimasukkan ke dalam bengkel untuk perawatan.
“Bukan hanya perbaikan sesuai permintaan konsumen saja, tapi pihak bengkel juga akan memberikan layanan lebih, seperti memberikan informasi kondisi komponen mobil untuk saat ini dan dalam waktu dekat,” ucap Iwan kepada Kompas.com, Sabtu (26/10/2024).
Iwan mengatakan, komponen yang menjadi prioritas pihak bengkel adalah yang berkaitan dengan keselamatan pengguna maupun kendaraan.
“Meski tujuan awal konsumen hanya ganti oli mesin saja, tapi ketika ada komponen penting yang berpotensi mengancam keselamatan pengguna atau kendaraan, kami wajib menyampaikan temuan kepada konsumen,” ucap Iwan.
Dalam hal penyampaian kerusakan ini, menurut Iwan, pihak bengkel perlu mengandalkan peran service advisor (SA). Sehingga, informasi yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan tidak menimbulkan salah paham.
“Jangan sampai konsumen menyikapi langkah antisipatif dari pihak bengkel ini sebagai upaya menipu atau memeras, ini kerap terjadi, dan pihak bengkel harus bisa memberikan penjelasan sebaik mungkin,” ucap Iwan.
Iwan mengatakan, ketika mendapatkan catatan kerusakan yang cukup banyak dari bengkel, konsumen berhak bertanya, atau mendapatkan informasi terkait kondisi dan urgensinya.
“Minimal konsumen mendapatkan informasi dampak bila tidak melakukan perbaikan yang disarankan oleh pihak bengkel, dalam hal ini keputusan ada di tangan konsumen apakah bersedia perbaikan atau menunda,” ucap Iwan.
Iwan selaku pelaku usaha bengkel selama 21 tahun dan 5 tahun sebagai kepala bengkel Honda resmi, secara pribadi tak menginginkan konsumen mendapatkan kesulitan di jalan. Khususnya, setelah melakukan perawatan mobil di bengkelnya.
“Yang jadi masalah kan bila informasi yang diberikan konsumen tidak benar, maka dari itu ini perlu diklasifikasi dengan menjalin komunikasi yang baik, agar kedua belah pihak sama-sama nyaman,” ucap Iwan.
Jadi, pihak bengkel memang memiliki kewajiban untuk memberikan informasi terkait kondisi mobil yang diserahkan konsumen saat perawatan, ataupun setelahnya, demi terwujudnya pelayanan terbaik.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/27/170100115/alasan-kenapa-bengkel-mencari-kerusakan-mobil-padahal-tak-diminta