JAKARTA, KOMPAS.com - Menggerakkan setir saat mobil dalam keadaan diam kerap dilakukan oleh pengemudi, terutama ketika ingin mengatur posisi kendaraan tanpa harus memajukan atau memundurkan mobil.
Namun, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak buruk pada komponen kendaraan, terutama pada sistem kemudi. Meskipun tampak sepele, tindakan ini berpotensi mempercepat kerusakan pada beberapa bagian penting kendaraan.
Menurut Lung Lung, pemilik Dokter Mobil, menggerakkan setir saat mobil tidak bergerak bisa memberikan tekanan yang besar pada komponen kemudi.
"Bakal membebani tie rod, ball joint, dan power steering. Beban yang berlebihan ini bisa menyebabkan kerusakan dini pada komponen-komponen tersebut, memperpendek masa pakainya, dan mengurangi performa sistem kemudi secara keseluruhan,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2024).
Lebih lanjut, Lung Lung menjelaskan, bahwa kebiasaan ini juga dapat menyebabkan keausan pada ban lebih cepat dari yang seharusnya.
Ketika ban tidak bergerak namun setir diputar, permukaan ban akan mendapatkan tekanan yang tidak merata, yang dapat mengakibatkan keausan tidak normal.
“Selain itu, putaran setir juga akan terasa lebih berat dan kurang responsif. Jika ini terjadi dalam jangka panjang, biaya perbaikan yang diperlukan bisa cukup tinggi,” kata Lung Lung.
Sebagai solusinya, Lung Lung menyarankan agar pengemudi selalu melajukan mobil, meski hanya sedikit, sebelum memutar setir.
Hala ini bisa meringankan beban pada komponen-komponen penting tersebut dan membantu memperpanjang umur kendaraan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/19/072200815/risiko-kerusakan-serius-akibat-memutar-setir-saat-mobil-berhenti