JAKARTA, KOMPAS.com – Berkendara di tanjakan dengan transmisi manual memerlukan keterampilan dan teknik yang tepat.
Salah satu risiko yang sering dihadapi pengemudi adalah mesin mati mendadak akibat kesalahan dalam pengoperasian kendaraan saat menghadapi situasi stop-and-go di tanjakan.
Menurut Sony Susmana, Pendiri Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), pengemudi harus memahami teknik yang benar agar dapat menjaga mesin tetap hidup dan kendaraan tidak mundur.
"Kesalahan yang sering terjadi adalah pengemudi kurang presisi saat melepaskan pedal kopling dan memindahkan kaki dari pedal rem ke gas. Jika tidak dilakukan dengan benar, mesin akan mati dan bisa mengakibatkan situasi berbahaya, terutama di tanjakan," ujar Sony kepada Kompas.com, Senin (9/9/2024).
Sony menjelaskan bahwa pengemudi harus melepaskan pedal kopling secara perlahan sambil memperhatikan penurunan RPM.
"Saat RPM mulai turun, pengemudi harus segera memindahkan kaki kanan dari pedal rem ke pedal gas secara halus. Jika dilakukan terlalu cepat atau terlalu lambat, kendaraan bisa kehilangan momentum, dan mesin mati," tambahnya.
Situasi mesin mati di tanjakan tidak hanya membahayakan pengemudi itu sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain di belakangnya.
Karena itu, keterampilan dasar stop-and-go sangat penting untuk dikuasai, terutama bagi pengemudi mobil dengan transmisi manual.
"Pengemudi harus terus waspada dan peka terhadap respons kendaraan, karena di jalan, risiko bahaya selalu ada. Dengan keterampilan yang baik, kita bisa mengurangi risiko mesin mati dan menjaga keselamatan di tanjakan," pungkas Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/10/080200615/teknik-mesin-anti-mati-mobil-manual-stop-and-go-di-tanjakan-