CIKARANG, KOMPAS.com - Sama seperti ponsel pintar dan perangkat elektronik lain, mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) menggunakan baterai sebagai sumber daya utama.
Untuk itu ada hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh pemilik mobil listrik, dengan tujuan menjaga kesehatan baterai sebagai catu daya utama.
Manager Research & Development Hyundai Motor Manufacturing (HMMI) Anton Khristanto, mengatakan, jangan menggunakan mobil listrik sampai mogok atau abis daya.
"Utamanya dipakai sampai habis, sering dipakai sampai 0 persen sampai mobil mati tidak bisa jalan," ungkap Anton yang ditemui belum lama ini di Cikarang, Jawa Barat.
Anton mengatakan, pemakaian baterai sampai habis atau 0 persen akan berdampak pada sistem penyimpanan di sel baterai yang nantinya berpengaruh pada kapasitas penyimpanan.
"Sebab sistem pada sel baterainya kalau sering sampai habis akan memengaruhi kapasitas penyimpanannya atau storage system," ujarnya.
"Sama seperri kalau kita pakai ponsel sering sampai 0 persen itu jadi cepat (bocor) kan," ungkap Anton.
Anton menyarankan, pemilik mobil listrik mengecas saat kondisi baterai 20 persen, dan jangan sampai benar-benar habis baru kemudian isi daya.
"Kalau 20 persen sampai 80 persen masih normal," katanya.
Namun Anton mengatakan, konsumen tidak perlu takut pada kesehatan baterai. Dalam hal ini pihaknya yaitu Hyundai sudah menyediakan sistem perlindungan baterai.
"Bahkan ketika habis pun sebetulnya ada sistem yang menjaga baterai tidak sampai nol persen jadi ada tetap sekian persen. Buat menghindari kerusakan baterai," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/01/194100715/agar-baterai-awet-pemilik-mobil-listrik-jangan-lakukan-ini