Cara Hyundai Ioniq 5 N buat Menarik Minat Konsumen

TANGERANG, KOMPAS.com - Kehadiran Hyundai Ioniq 5 N sebagai performace electric vehicle (EV) pertama di pasar Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi petrol head nasional.

Apalagi, kendaraan langsung diproduksi secara lokal oleh PT Hyundai Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) di kawasan Cikarang, Jawa Barat.

Namun apabila berbicara penjualan, kendati tidak jadi fokus utama, mobil perlu diberikan strategi khusus. Paling tidak, supaya Ioniq 5 N dikenal masyarakat luas.

"Mobil berperforma tinggi seperti N series adalah kendaraan paling menguntungkan dalam perusahaan. Tak peduli apakah itu listrik, atau pun ICE (konvensional)," kata Wakil Presiden Hyundai N and Motorsport, Till Wartenberg, belum lama ini.

"Tetapi jika bicara volume memang tak sebesar kendaraan lain karena harganya lebih mahal dan marketnya niche," lanjut dia.

Lebih jauh, Till menjelaskan untuk meningkatkan penjualan Ioniq 5N selain meningkatkan jumlah produksi adalah belajar dari dunia balap atau motorsport.

Menurutnya, ajang tersebut memberikan pengaruh yang baik. Sebab motorsport adalah kendaraan yang tepat untuk membuat brand jadi lebih menarik.

"Dan orang menginginkan brand kami. Apapun jenis olahraganya, itu membuat hal-hal jadi lebih berharga," tuturnya.

Langkah itu sangat cocok karena produk-produk Hyundai N yang ada dikembangkan berdasarkan mobil yang digunakan dalam balapan.

"Saya ingin belajar dari motorsport tentang kualitas suatu produk. Jadi, apapun yang kami lakukan di motorsport, itu akan tercermin dalam produk mobil kami. Karena terasa lebih cocok, otentik, dan kita bisa mengevaluasi produk yang digunakan saat balapan," ucapnya.

Lewat Ioniq 5 N, ia ingin mengembangkan kultur mobil listrik berperforma tinggi melalui ajang balap. Salah satunya dengan memperkenalkan balap one make race (OMR) khusus Hyundai Ioniq 5N di Korea Selatan.

Till juga mencontohkan bahwa Hyundai Ioniq 5N baru saja memecahkan rekor di balap Pikes Peak Juli 2024.

Dalam balapan sejauh 20 km menuju puncak gunung ini, pereli Dani Sordo berhasil menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 10 menit.

"Saya rasa popularitas dari motorsport masih akan terus meningkat. Dan itu juga akan meningkatkan nilai dari produksi kendaraan kami," tuturnya.