Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lagi, Konsumen BYD Curhat BYD Dolphin yang Kotor dan Karat

TANGERANG, KOMPAS.com - Curahan hati seorang konsumen yang kecewa saat membeli mobil baru. Kali ini menimpa pria bernama Junus, yang menceritakan pengalaman yang kurang menyenangkan saat membeli BYD Dolphin.

Kepada Kompas.com, Junus menceritakan bahwa unit BYD Dolphin yang dibelinya pada Februari 2024 tidak dalam keadaan yang layak, seperti seharusnya mobil baru dari diler.

“Awal Februari sebelum IIMS 2024 saya melakukan SPK. Karena kalau mau SPK sekarang bilangnya dapat batch pertama, itu molor terus sampai Mei, Juni, ke Juli. Akhirnya saya ambil mobil hari Sabtu 13 Juli 2024, saya ambil unitnya di Arista Tebet,” kata Junus, kepada Kompas.com, Kamis (24/7/2024).

Junus mengaku, pada saat itu mobil memang dalam keadaan kotor, sampai ada baret di bagian lampu bagian kiri.

“Di sana saya periksa memang lampu kiri baret, dan sudah minta ganti baru, itu tidak masalah. Ada kotor juga, kurang bersih, saya bilang ke diler, ‘tidak boleh begini (unit kotor),” ucap Junus.

Selang empat hari kemudian, Junus pun ingin melakukan coating dan detailing pada mobilnya. Pada saat itu, dirinya sudah mulai curiga, dan ingin melakukan pengecekan kolong mobil.

Sebab, rekan Junus, yang bernama Wahyu, sebelumnya juga mengalami masalah, di mana ia membeli BYD Dolphin dengan keadaan yang serupa, unit kotor dan berkarat.

Sebagai informasi, curhatan konsumen BYD Dolphin bernama Wahyu juga sempat viral di media sosial. Dalam unggahan yang beredar di media sosial Wahyu mengungkapkan keluhan mendapat unit Dolphin yang kotor dan juga berkarat.

“Kemarin saya iseng, pas saya lihat kolong mobil Wahyu ada noda hitam kayak plingkut (cat anti karat mobil) gitu. Kemudian saya lihat kolong mobil saya saat di detailing itu dari belakang, semua di plingkut pakai kuas dekat tempat shockbreaker, arm dan kalau diperhatikan seperti ada bekas karat,” kata Junus.

“Mungkin karena mobil ini lama di jalan atau di pelabuhan karena tidak bisa keluar, yang pasti mobil ini lama di dekat laut jadi kena oksidasi dan berkarat. Dia tidak mau terlihat berkarat, jadi di tiban pakai plingkut, di kuas. Kusut banget,” lanjutnya.

Junus mengungkapkan kekecewaannya, ia meminta pihak BYD mengganti Dolphin miliknya dengan unit baru.

“Langkah paling benar adalah ganti unit baru, karena kalau waktu saya ambil, saya lihat seperti itu, saya tidak mau beli, kalau perlu saya batalkan. Saya tidak ada masalah dengan mobil, mobilnya enak dikendarai, tetapi cara BYD Indonesia dengan menimpa kuas saya merasa dibohongi,” kata Junus.

Hingga berita ini diturunkan, Junus menyebut baru akan melakukan diskusi dengan pihak BYD terkait keluhan unit Dolphin yang diterimanya.

“Tanggapannya besok pihak BYD mau lihat mobil saya dan Wahyu, karena ini kejadian juga dengan mobil kawan saya Wahyu. Saya tunggu sampai jam 6 hari ini (Kamis 25/7/2024),” kata Junus.

Ketika Kompas.com mengkonfirmasi hal ini kepada BYD Indonesia, Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia Luther T Panjaitan mengaku belum mendapat laporan terkait keluhan konsumen tersebut.

“Saya cek dulu ya, karena ini belum sampai ke saya,” ucap Luther, saat ditemui di ICE BSD, Kamis (25/7/2024).

Luther melanjutkan, terkait hal ini pihaknya akan segera melakukan pengecekan untuk segera menindaklanjuti keluhan konsumen BYD di Tanah Air.

Sebelumnya Luther juga mengatakan bahwa kecepatan delivery dan masa tunggu yang sangat panjang menyebabkan kontrol kualitas yang terlewatkan.

“Karena ada waktu tunggu yang sangat panjang, customer juga butuh (unit), kadang beberapa hal di working level itu terselip beberapa quality control. Ini tidak bisa ditolerir dan kita menegaskan bahwa apapun kondisinya unit yang terkirim dengan sempurna adalah suatu keharusan,” ujar Luther.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/25/193100515/lagi-konsumen-byd-curhat-byd-dolphin-yang-kotor-dan-karat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke