Wakil Direktur PO San, Kurnia Lesari Adnan, mengatakan, aksi penipuan banyak terjadi di Google Review, di akun fanbase Facebook PO San dan di kolom komentar Instagram PO San.
Pada laman tersebut, banyak netizen bertanya bagaimana cara memesan tiket. Penipu kemudian masuk dengan mencantumkan nomor telepon palsu yang bukan merupakan nomor resmi PO San.
“Netizen atau calon penumpang yang tidak mengecek kebenaran nomor tersebut, langsung bertransaksi dengan nomor palsu tersebut,” kata Sari dalam keterangan resmi, Selasa (9/7/2024).
Sejauh ini pihaknya mencatat sudah terjadi 20 puluh laporan penipuan tiket palsu dengan total kerugian sebesar Rp 15,7 juta.
"Di antaranya merugi hingga Rp 2,1 juta untuk tiga penumpang yang akan berangkat,” kata Sari.
Sari mengatakan, tiket elektronik palsu yang dijual ke calon konsumen sangat mirip dengan tiket resmi PO San sehingga membuat calon penumpang mudah tertipu.
Sari menduga, penipu memiliki tiket resmi PO San dan kemudian menirunya. Bagi calon penumpang yang awam, tentu tidak bisa membedakan antara tiket resmi dan tiket palsu.
Tetapi ketika dia akan naik bus, di manifest bus tidak tercantum namanya.
“Setelah diteliti, ada banyak perbedaan antara tiket resmi dan tiket palsu,” jelas Sari.
Untuk itu pihaknya mengimbau agar masyarakat hanya membeli tiket melalui jalur-jalur resmi pemesanan tiket bus.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/10/084200115/po-san-sebut-tiket-palsu-makin-mirip-asli-sulit-dibedakan-awam