JAKARTA, KOMPAS.com - Fasilitas bus AKAP yang paling banyak ditemui saat ini adalah toilet. Kebanyakan pada pintu toilet ditulis aturan kalau baru bisa digunakan saat bus berjalan dan hanya untuk buang air kecil.
Larangan buang air besar (BAB) di toilet bus sebenarnya ada alasannya dan demi kenyamanan bersama. Sales Staff Karoseri Tentrem, Dimas Raditya mengatakan, kebanyakan toilet di bus tidak memiliki tangki septik, jadi langsung dibuang ke jalan.
"Sebenarnya bisa disertai dengan septic tank, tapi harus pesanan khusus. Selain itu, jarang juga yang memesan untuk memakai septic tank," kata Dimas kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jadi, jika dipakai untuk membuang kotoran ke jalan raya, tentu tidak higenis dan membuat jalanan kotor. Selain itu, bisa mengganggu pengguna jalan lainnya ketika melihat kotoran di jalan raya.
Oleh karena itu juga, toilet baru bisa digunakan untuk buang air kecil saat berjalan agar tidak terkumpul di satu titik. Setidaknya tidak bikin bau lokasi tersebut kalau air kencing dibuang saat bus berjalan.
Lalu bagaimana kalau misal di tengah perjalanan, kebelet untuk BAB?
Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam mengatakan, penumpang yang kebelet lebih baik langsung bicara ke kru atau pengemudi.
"Harus bilang kalau perlu BAB. Nanti dicarikan titik berhenti terdekat. SPBU atau minimarket jika memungkinkan," kata Anthony kepada Kompas.com.
Toilet yang ada di bus tanpa penampung biasanya karena tidak cukup tempat di area bawah. Jadi kalau dibuat seperti tangki, bisa mengenai aspal karena terlalu rendah.
Selain itu, kalau misal ada septic tank, maka kru harus rutin membersihkannya. Misalnya tidak bersih, maka bau tadi malah bisa masuk kabin dan mengganggu penumpang.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/19/120200615/larangan-bab-di-toilet-bus-bukan-tanpa-alasan