KLATEN, KOMPAS.com - Sejumlah jalan raya di wilayah Indonesia sempat terendam banjir sehingga membuat kemacetan lalu lintas di beberapa titik.
Selain merugikan bagi kelancaran mobilitas warga, genangan air juga bisa merugikan kendaraan yang digunakan karena akibat banjir beberapa kerusakan bisa terjadi.
Maka dari itu, setelah mobil menerjang banjir disarankan untuk melakukan perawatan agar komponen tetap dalam kondisi prima.
Pemilik Everest Motor Bintaro Eko Setiawan mengatakan, setelah menerjang genangan air maka akan ada potensi bagian mobil mengalami basah, jika dibiarkan bisa merusaknya,
“Khususnya pada bagian rem, jika mobil menerjang genangan air pasti dia akan basah bahkan lebih berpeluang kotor, maka dari itu sebaiknya dibersihkan setelahnya,” ucap Eko kepada Kompas.com, Jumat (22/3/2024).
Eko mengatakan, beberapa kasus akibat menerjang genangan air kampas rem pada mobil menjadi lengket karena air hujan sifatnya korosif.
“Kampas rem basah bisa bereaksi dengan piringan rem atau tromol yang terbuat dari material logam, jika keduanya menempel dalam kondisi basah sampai mengering maka biasanya akan membuat roda macet,” ucap Eko.
Maka dari itu, Eko menyarankan perawatan rem diperlukan setelah mobil menerjang banjir terlebih lagi rem merupakan komponen penting guna menjamin keselamatan pengendara.
“Selain pembersihan rem, mobil juga sebenarnya perlu dibilas atau dicuci pada bagian yang terkena air kotor, tujuannya agar tidak menimbulkan karat,” ucap Eko.
Genangan air juga biasanya mengandung kotoran dan bisa tersangkut pada kolong-kolong mobil mulai dari paling depan area radiator, kaki-kaki, bumper dan terus sampai belakang.
Kotoran tersebut menurut Eko perlu dibersihkan, terutama pada bagian radiator agar tidak mengganggu kinerja sistem pendingin. Maka dari itu mobil perlu dicuci setelah menerjang genangan air.
Konsumen juga perlu memastikan genangan air tidak membuat karpet dasar mobil basah. Jika air sampai masuk kabin maka wajib segera dikeringkan agar tidak menimbulkan kerusakan lain.
“Jika karpet dasar mobil basah, dibiarkan maka akan menyebabkan bau apek di kabin, selain itu berpotensi membuat lembab benda-benda di sekitarnya, padahal di dalam kabin biasanya ada perangkat elektronik yang tidak boleh basah,” ucap Eko.
Eko mengatakan beberapa komponen elektronik di dalam kabin ada modul airbag, audio system dan lain sebagainya. Semuanya harus dalam kondisi kering agar tidak rusak.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan genangan air berpeluan mengkontaminasi oli mesin, transmisi dan gardan.
“Air dari luar bisa bercampur dengan oli, ini biasanya jarang disadari oleh pemilik dan akan ketahuan bila sudah muncul gejala kerusakan seperti suara kasar dan sebagainya,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Kualitas oli yang menurun tidak akan terdeteksi oleh sistem kecuali dilakukan pemeriksaan setelahnya. Padahal penurunan kualitas oli dapat merusak komponen yang dilumasi.
“Sehingga ketika air mengkontaminasi oli, baik di mesin, transmisi atau gardan pengendara tidak akan langsung mengetahuinya tanpa melakukan pemeriksaan, sehingga, ada kewajiban untuk memeriksa kualitas oli setelah mobil menerjang genangan air,” ucap Hardi.
Berikut ini daftar perawatan mobil setelah menerjang genangan air:
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/23/092200215/catat-daftar-perawatan-setelah-mobil-menerjang-banjir