JAKARTA, KOMPAS.com – PT Chery Sales Indonesia (CSI) optimistis menghadapi persaingan mobil listrik di dalam negeri. Saat ini Chery memiliki satu model di kelas menengah, yaitu Omoda E5 yang dibanderol dengan harga Rp 488,8 juta, khusus buat 2.000 konsumen pertama.
Harga yang ditawarkan Chery saat ini bukan yang paling murah buat ukuran mobil listrik. Namun, Chery optimistis mampu menghadapi gempuran model baru dari sejumlah merek.
“Menurut saya sekarang kami selalu ingin melakukan strategi berkelanjutan, jadi kami menawarkan yang terbaik,” ujar Executive Vice President PT CSI Qu Ji Zong di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
“Perang harga tidak akan memengaruhi kami, menurut saya pasar dan konsumen membuat pilihannya sendiri,” kata Qu Ji Zong, atau yang akrab disapa Frank.
Pada IIMS 2024 misalnya, mobil listrik asal China lainnya, BYD, resmi meluncurkan harga untuk model Dolphin tipe Premium Extended seharga Rp 425 juta.
Sedangkan Atto 3 tipe Superior seharga Rp 515 juta. Lalu, model Seal tipe Premium Variant senilai Rp 629 juta, dan Performance Variant dijual Rp 719 juta.
Kemudian ada juga mobil listrik asal Vietnam, yakni VinFast yang diperkirakan mematok harga VF 5 berkisar Rp 235 juta sampai Rp 250 juta.
Lalu, model VF e34 seharga Rp 288 juta sampai Rp 300 juta, sedangkan VF7 sekitar Rp 525 juta sampai Rp 570 juta.
Belum lagi Wuling Air EV yang sudah melakukan penetrasi sejak beberapa tahun lalu. Kini mobil listrik tersebut dibanderol Rp 190 juta (Air EV Lite) sampai Rp 275 juta (Air EV Long Range).
“Kami punya pengalaman untuk meningkatkan penjualan hingga 10 kali lipat dibandingkan penjualan tahun 2019. Kami punya pengalaman, punya sikap, punya produk yang siap, dan punya jaringan diler, jadi itu yang kami lakukan,” ucap Frank.
“OEM menawarkan produk dan diler menawarkan servis untuk mengenalkan mobil yang membuat konsumen paham, dan menunjukkan pengalaman, serta kenyamanan bagi konsumen,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/07/112200815/strategi-chery-menghadapi-perang-harga-mobil-listrik