JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, industri otomotif saat ini bisa meningkatkan standar emisi Euro 5.
Bahkan, tidak perlu melakukan penyesuaian yang cukup lama karena sejatinya banyak produk rakitan lokal yang sudah diekspor ke negara dengan standar Euro 5 atau lebih tinggi.
Hanya saja, masalah ketersediaan bahan bakar yang kompatibel dengan standar emisi tersebut masih belum tersedia.
“Kami industri otomotif menyambut baik, tapi perlu digarisbawahi, bersih itu mahal. Euro 5 kendaraan akan lebih mahal bahan bakar, lebih mahal, tapi jauh lebih bersih,” kata Nangoi dalam keterangan tertulis.
Nangoi menyebutkan, mobil yang menggunakan standar emisi Euro 5 akan mengusung teknologi yang lebih tinggi.
Kondisi tersebut dinilai akan sangat sensitif terhadap bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan.
“Saat ini masih banyak bahan bakar yang tak memenuhi Standard Emisi Euro 4. Kadang-kadang ini mempersulit kendaraan itu sendiri, karena bila digunakan untuk Euro 4 akan menyebabkan masalah pada mobil," katanya.
Diketahui, pemerintah berencana akan meningkatkan standar emisi kendaraan di Indonesia dari Euro 4 menjadi Euro 5. Hal ini bertujuan menciptakan kualitas udara yang bersih.
“Yang kita perlukan adalah kesiapan pemerintah untuk memodifikasi atau transfer bahan bakar non Euro 5 ke Euro 5 saat undang-undang kendaraan tersebut dijalankan,” katanya lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/18/191100215/indonesia-bisa-terapkan-euro-5-persoalannya-adalah-harga-bbm