JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara di jalan tol dengan kecepatan konstan dalam waktu cukup lama tentu bisa menimbulkan kelelahan, bahkan rasa kantuk juga bisa datang tiba-tiba.
Pada situasi terburuk, pengemudi bahkan bisa kehilangan kesadaran secara mendadak, dan kontrol kemudi terlepas. Seperti yang nampak dalam video viral unggahan akun @fiqri.saputra.
Pada video, terlihat mobil LMPV melaju dengan kecepatan cukup tinggi, tapi manuvernya limbung bahkan hampir menabrak pembatas jalan.
Beruntung, seorang sopir truk sekaligus perekam video yang menyaksikan kejadian tersebut sontak membunyikan klakson panjang. Tindakan sigap ini nampaknya membuat pengemudi LMPV tersadar, karena kontrol mobil langsung kembali normal.
Aksi cekatan dari sopir truk ini menuai pujian dari netizen. Banyak yang mengapresiasi respon cepat dan konsentrasi sang sopir.
"Kalo abangnya meleng (tidak fokus) pasti gaakan secepat itu responnya! Gokil lu bang," tulis akun @rendraazki.
"Bagi yang enggak tau, ntu abang sopirnya ngasih klakson keras gara-gara liat mobil putih hampir nabrak.. Itu fix ngantuk, jadi dikagetin biar bangun," kata akun @bima_dong
"Karena terbiasa perjalanan jauh, jadi tau kalau ternyata di jalanan banyak orang baik yang saling mengingatkan, terima kasih orang-orang baik," kata akun @waudepu3
Selain komentar positif, Ada juga beberapa netizen yang memberikan komentar kritis dan menganalisa kejadian. Sebagian besar menduga jika pengemudi LMPV terkena micro sleep.
"Pasti dia (pengemudi LMPV) kena microsleep. Lagi nyetir tapi posisi otaknya udah tidur, gaada fokusnya tuh," kata akun @budiiemon.
Belajar dari kejadian ini, pengemudi LMPV kemungkinan besar memang mengalami microsleep, alias situasi di mana badan seolah bekerja normal, tapi otak dalam keadaan langsam alias tidak merespon.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia menjelaskan, microsleep berbeda dengan ngantuk biasa dan jauh lebih berbahaya.
“Microsleep memang sering terjadi bagi pengemudi yang melakukan perjalanan jauh. Ini jauh lebih berbahaya dari ngantuk biasa,” kata dia kepada Kompas.com, belum lama ini.
Ketika pengemudi mengalami kantuk, hal itu tentu bisa dirasakan dan bisa segera dilakukan penanganan, misalnya berhenti dan beristirahat di rest area terdekat.
Lain halnya dengan microsleep. Ketika dalam kondisi ini, boleh jadi si pengemudi tidak menunjukkan adanya gejala kantuk dan postur mengemudinya masih sesuai, hanya saja fokusnya hilang karena pikiran dalam kondisi tidak sadar.
“Bahkan sering ada cerita penumpang baris depan tidak menyadari jika pengemudi hilang fokus. Baru sadar ketika mobil telat direm. Inilah bahayanya microsleep,” kata Sony.
Sony menjelaskan, microsleep disebabkan oleh respon circadian rythm alias jam biologis tubuh yang tidak sesuai. Biasanya, tubuh terasa masih segar tapi otak sudah kelelahan dan butuh istirahat.
Satu-satunya obat untuk mencegah microsleep adalah dengan melakukan istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum melakukan perjalanan, dan melakukan istirahat rutin setiap 4 jam ketika perjalanan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/15/141200415/aksi-sopir-truk-bangunkan-pengemudi-ngantuk-tuai-pujian-netizen