JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB) semakin meningkat di Indonesia, khususnya di sektor roda dua. Hal ini terbukti dari harga jualnya yang semakin terjangkau, bahkan sudah menyentuh angka di bawah Rp 10 juta.
Sektor roda dua, konsumen bahkan mendapatkan beberapa penawaran menarik. Ada dua opsi KLBB yang bisa dipertimbangkan, yakni motor listrik jadi buatan pabrik, atau motor listrik konversi.
Selain itu, konsumen yang hendak membeli motor listrik, baik pabrikan atau konversi, dipastikan bakal menerima subsidi langsung dari pemerintah. Ini merupakan layanan unggulan dan termasuk ke dalam program elektrifikasi Nasional.
Kendati demikian, sebagian konsumen yang hendak beralih ke KLBB roda dua mungkin akan kebingungan. Sebagai permulaan, sebaiknya beli motor listrik pabrikan atau konversi?
Menjawab pertanyaan ini, keunggulan dan kekurangan dari masing-masing opsi harus dipaparkan terlebih dahulu. Jika membahas dari segi harga, motor listrik konversi cenderung lebih unggul.
Pasalnya, nominal subsidi konversi motor listrik memang jauh lebih besar, yakni senilai Rp 10 juta. Sedangkan subsidi motor listrik pabrikan adalah Rp 7 juta.
Dengan nilai subsidi sebesar itu, konsumen akan menjumpai beberapa penawaran dari bengkel konversi yang banderolnya terbilang murah, mulai Rp 4 juta sampai Rp 8 juta.
PT Nagara Sains Ekosistem merupakan contoh produsen yang menyediakan paket konversi motor listrik murah, dengan banderol Rp 4 juta setelah dipotong subsidi.
Muhammad Bagas Kamal, Lead Engineer Nagara, menjelaskan, motor listrik konversi bisa menjadi opsi menarik bagi konsumen yang hendak mencoba dan beralih ke KLBB.
“Harga itu pasti jadi poin penguat, soalnya murah. Jadi kalau konsumen memang masih ragu beli motor listrik baru yang harganya mahal, baiknya mulai dari konversi dulu saja,” ucapnya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Satu keunggulan lain dari konversi adalah build quality, karena yang umumnya digunakan adalah motor skutik lansiran pabrikan Jepang, kualitas bodi dan rangkanya tentu jauh lebih kuat.
“Yang diubah saat konversi kan cuma mesin saja. Rangka dan bodinya masih sama, aseli dari pabrikan. Kalau (buatan) Jepang punya kan kualitasnya lebih bagus,” kata Bagas.
Namun ada satu kelemahan motor konversi, yakni dalam hal aftersales dan kemudahan servis. Menimbang jumlah bengkel konversi masih sedikit, kerusakan atau kendala yang muncul secara tiba-tiba tentu bisa menyulitkan konsumen.
Poin inilah yang justru menjadi keunggulan dari motor listrik pabrikan, sebab jangkauan diler dan bengkel resminya jauh lebih banyak, sehingga layanan aftersales diklaim bisa lebih baik.
Satu motor listrik murah di pasaran saat ini adalah United MX-1200, produk lokal yang banderolnya Rp 8,8 juta setelah dipotong subsidi Rp 7 juta.
Yandi Sosiandi, Head of Marketing PT BML United E-Motor, menjelaskan, layanan aftersales adalah poin yang sangat diprioritaskan oleh masyarakat Indonesia saat membeli kendaraan.
“Kalau beli motor yang enggak ada layanan aftersales, kebanyakan (konsumen) pasti enggan, ini pasti. Soalnya nanti kalau (motor listrik) kenapa-kenapa, servisnya kan bingung harus di mana,” ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/12/2023).
Yandi menjelaskan, kualitas motor-motor listrik pabrikan, khususnya produksi lokal, bisa dikatakan sangat bagus dan diklaim sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Produsen lokal kan sudah paham betul dengan pola berkendara, pola penggunaan masyarakat kita,” kata dia.
Perihal mana pilihan mana opsi yang lebih baik, antara motor listrik atau motor konversi, semuanya kembali pada preferensi konsumen.
Ganesha Tri Chandrasa, EV and RE Senior Researcher Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan, kedua pilihan tersebut memiliki plus-minus masing-masing.
Satu poin yang sangat dia anjurkan bagi konsumen, sebelum mengambil keputusan, sebaiknya melakukan riset dan mencoba langsung masing-masing unit yang tersedia.
“Ini (motor listrik) kan teknologi yang masih baru, jadi enggak perlu buru-buru. Riset dulu sebelum beli, coba-coba saja dulu, baru dipilih mana yang sekiranya paling cocok,” ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/02/134200915/mana-yang-lebih-baik-beli-motor-listrik-pabrikan-atau-konversi-