Sehingga era elektrifikasi di dalam negeri jangan ditunda lagi. Apalagi Indonesia sudah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 358 juta ton CO2 equivalen pada tahun 2023.
“Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menjadi penting karena investasi terus meningkat dan penjualan motor listrik mengalami peningkatan,” ujar Airlangga dalam pidato virtualnya membuka Inabuyer EV Expo 2023 di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Sebagai upaya menuju target itu, pemerintah telah mengeluarkan beberapa insentif antara lain bantuan pemerintah senilai Rp 7 juta untuk roda dua baru dan konversi, serta penurunan pajak pertambahan nilai sebesar 10 persen untuk mobil listrik dengan TKDN 40 persen ke atas.
Sedangkan mobil dan bus listrik dengan TKDN 20 persen sampai 40 persen akan mendapatkan insentif PPN sebesar 5 persen. Jadi, beban PPN yang dikenakan ialah 6 persen ke konsumen.
Dalam konteks perekonomian, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah risiko global dengan pertumbuhan positif 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Q3-2023.
Kontribusi sektor industri pengolahan, yang tumbuh sebesar 5,20 persen (yoy), menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Industri alat angkutan, termasuk kendaraan listrik, mencatat pertumbuhan positif sebesar 7,31 persen pada kuartal ketiga tahun 2023.
“Kekuatan industri otomotif di Indonesia didukung oleh 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, dengan kapasitas produksi di atas 2 juta unit dan menyerap 1,5 juta tenaga kerja,” kata Airlangga.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/29/184100915/pentingnya-ekosistem-ev-untuk-mengurangi-emisi-karbon