Cliff, pemilik bengkel spesialis MINI Klinik Indonesia di Fatmawati, Jakarta Selatan, mengatakan, secara konstruksi MINI Cooper tidak didesain untuk melewati genangan air yang tinggi.
"Sebetulnya bukan tidak kuat, tapi kita mesti tahu dulu konstruksi MINI fundamentalnya. Kenapa tidak kuat melewati genangan air karena posisi intercoller-nya berada di bawah. Jadi di belakang bumper depan, dia posisi intercoller-nya ada di bawah," ujar Cliff kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (27/11/2023).
Menurut pengalamannya, Cliff mengatakan, pemilik mobil sudah mesti hati-hati jika ingin menerabas genangan air setinggi 15 cm atau lebih.
"Kalau kita bicara bumper bisa dibilang sekitar 20 cm. Di ketinggian 20 cm itu intercoler sudah tertutup. Karena mobil MINI itu relatif ceper jadi sekitar 15 cm-20 cm sudah bia menghisap air," katanya.
Cliff mengatakan, jika pemilik memaksa melewati genangan air atau banjir maka dalam kasus yang ekstrem dikhawatirkan bisa terjadi water hammer.
"Kalau water hammer itu sebetulnya kerika ada air masuk ruang bakar sehingga piston itu macet, macet karena apa biasanya ada bagian yang bengkok biasanya setang piston. Itu parahnya," kata Cliff.
"Water hammer memang kita bilang tidak ada yang ringan. Kemudian berapa biaya perbaikannya itu tergantung kerusakan. Kalau pistonnya rusak satu, ada beberapa bengkel ganti satu tapi kalau di kita supaya sama rata kita ukur semua," katanya.
Jika mobil mengalami water hammer maka siap-siap untuk merogoh kocek lebih dalam.
"Untuk rentang biaya (perbaikan) itu antara Rp 50 juta-Rp 90 juta itu semua termasuk sampai selesai. Termasuk penggantian spare parts," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/29/104200915/risiko-jika-pemilik-mini-cooper-tetap-menerjang-banjir