KLATEN, KOMPAS.com - Mobil penggerak roda depan (FWD) memang cenderung memiliki traksi buruk ketika sedang menanjak.
Posisi mobil membuat beban terpusat pada roda belakang, sehingga traksi roda penggerak menurun.
Ternyata, pihak produsen tidak membiarkan begitu saja. Mereka menyediakan fitur pendukung agar mobil FWD tetap bisa melibas tanjakan dengan aman dan nyaman.
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, ada fitur traction control system (TCS) dan hill start assist (HSA) yang merupakan pengembagan dari anti-lock brake system (ABS).
“Dalam menjaga traksi, sistem akan mengurangi tenaga mesin lewat pembatasan putaran mesin, jika cara tersebut kurang maka bisa dibantu oleh ABS berupa pengereman otomatis,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Ibrohim, pembatasan putaran mesin tersebut tentu saja bertujuan untuk menghindari roda mengalami spinning, sehingga tenaga mesin dapat disalurkan dan dimanfaatkan dengan baik untuk menggerakkan kendaraan.
“TCS tidak hanya dibutuhkan saat awal jalan saja, tapi begitu kendaraan melewati jalan yang tidak rata, tanjakan, genangan air, dan lain sebagainya traksi pada masing-masing roda akan mengalami perbedaan,” ucap Ibrohim.
Lebih lanju dijelaskan, di situlah pengendalian traksi berperan, salah satu roda atau beberapa yang cenderung mengalami selip akan dikurangi tenaganya dengan melakukan pengereman secara otomatis lewat motor ABS.
Dengan begitu, traksi dapat terjaga meski pengemudi menginjak pedal gas dengan spontan dan dalam.
Seperti yang diketahui, traksi akan tetap baik ketika tenaga putaran roda tidak terlalu besar dari kemampuan tapak ban dalam mencengkram permukaan jalan.
Tak hanya TCS, HSA juga merupakan fitur pendukung agar mobil lebih mudah melibas tanjakan. Fitur ini banyak dijumpai di mobil-mobil modern seperti Avanza tipe terbaru, Xpander, Livina, dan sejenisnya.
Ibrohim mengatakan, HSA dapat membuat kendaraan tetap tertahan setelah pedal rem dilepas, hal ini memberikan waktu yang cukup kepada pengemudi memindahkan kaki untuk menginjak pedal gas.
“Kendaraan akan tertahan oleh sistem, karena sesungguhnya kendaraan yang sudah dilengkapi ABS sistem pengeremannya sudah diambil alih sebagian oleh ABS, jadi mudah saja untuk membuat kendaraan tetap mengerem sementara pedal rem dilepas,” ucap Ibrohim.
Ibrohim menjelaskan, kendaraan bisa mengerem ketika di tanjakan karena bekerja sama dengan G sensor, yaitu sensor yang mendeteksi posisi kendaraan, apakah kendaraan sedang berada di jalan yang rata atau tidak.
Dengan demikian, ECU memerintahkan motor ABS untuk tetap menahan tekanan minyak rem pada masing-masing roda, bila memang kendaraan sedang di tanjakan.
Sementara itu, kendaraan akan otomatis terbebas dari pengereman begitu ECU membaca pedal gas diinjak oleh pengemudi. Sehingga tak ada peluang kendaraan mundur ketika pengendara memindahkan kaki ke pedal gas. Tentu saja metode ini sangat membantu pengemudi mobil FWD.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/28/183100815/daftar-fitur-pendukung-mobil-fwd-dalam-melibas-tanjakan