JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP India dan MotoGP Indonesia 2023 digadang jadi kebangkitan tim pabrikan Yamaha di MotoGP. Pebalap andalannya yaitu Fabio Quartararo meraih podium ketiga.
Tapi performa Quartararo kembali merosot di balapan berikutnya. Di MotoGP Australia Quartararo start dari posisi ke-16 dan finis posisi ke-14. Penampilan buruk buat pebalap yang menjadi Juara Dunia MotoGP 2021.
Quartararo pun kembali mengeluh mengenai kondisi motornya. Menurutnya Yamaha sangat tertinggal oleh Ducati. Saat ini semua pebalap Ducati mulai dari tim pabrikan dan tim satelit sangat kompetitif.
"Kami memerlukan 15 musim dingin untuk menjadi seperti mereka (Ducati). Namun seperti yang saya katakan, itu bukanlah tujuan (untuk tahun depan). Tujuannya adalah untuk menjadi lebih dekat," ujarnya dilansir dari Speedweek, Rabu (25/10/2023).
"Setiap tahun kami mungkin membuat satu langkah di satu area, tapi kehilangan dua langkah di area lain. Sasis kami dulunya ajaib. Anda bisa melakukan apa pun yang Anda inginkan dengan motornya. Motornya lambat, tapi saat belok sangat bagus," katanya.
Namun saat ini semua berubah, Quartararo mengatakan, selain lambat motor Yamaha YZR-M1 juga sudah tidak kencang saat melibas belokan.
“Sekarang motornya lambat, tapi perilaku berbeloknya juga buruk. Mesinnya lebih cepat, tapi yang lain juga memperbaiki mesinnya. Jadi perbedaannya tetap sama. Tapi mereka juga meningkatkan sasis dan aerodinamisnya,” katanya.
Quartararo bahkan pesimis jika kondisinya sama dia tetap tidak akan bisa berjuang merebut gelar Juara Dunia 2024 mendatang.
"Bagi saya, tujuannya adalah memperkecil kesenjangan karena setiap tahunnya semakin besar. Kita harus memperkecil kesenjangan. Itu tujuan utamanya," ujar Quartararo.
"Tentu saja saya selalu ingin berjuang untuk Piala Dunia, tapi jika Anda realistis, kita tidak akan bisa melakukannya tahun depan," kata pebalap asal Perancis tersebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/26/094200215/quartararo-kembali-mengeluh-yamaha-butuh-15-musim-buat-kejar-ducati