Apin, pemilik bengkel spesialis Pelita Motor Mitsubishi, mengatakan, hal yang mesti diperhatikan pemilik mobil diesel zaman sekarang yang mengadopsi common rail injection ialah jangan pakai solar berkualitas buruk.
"Tips mobil diesel itu mudah. Mau itu merek apapun, Toyota, Mitsubishi atau apapun, kalau sudah common rail itu tidak boleh diisi kadar sulfur tinggi mesti yang rendah," kata Apin kepada Kompas.com yang ditemui belum lama ini.
"Kalau di mobil diesel cetane number (CN), kalau di bensin oktan," kata Apin yang buka bengkel di sentra mobil Blok M, Jakarta Selatan.
Apin mengatakan, hal yang sering terjadi jika sering menggunakan solar dengan CN tinggi dapat berpengaruh pada komponen dalam mesin, yaitu injektor jadi bermasalah.
"Mobil diesel Pajero (Sport) ganti injektor, karena pakai solar biasa. Karena mustinya banyak bertanya, kemudian baca-baca, boleh tidak sih ini," ujar Apin.
Untuk diketahui, saat ini Pertamina memiliki beberapa jenis solar. Solar memiliki CN paling rendah yakni hanya CN 48, kemudian Dexlite memiliki CN 51 dan Pertamina Dex CN 53.
Solar mengandung sulfur maksimal 2.500 part per million (ppm). Dexlite maksimal 1.200 part per million (ppm). Sedangkan Pertamina Dex maksimal 300 part per million (ppm).
"Kadang orang ah gapapa isi solar biasa, misal jarak tempuh 1 liter bisa 11-12 km (kalau pakai solar bagus), tapi kalau kita isi solar biasa 1 liter jadi 7 km, jadi kalau dihitung sama saja," kata Apin.
"Tapi orang (menganggap) itu sama saja, orang kalau isi Dexlite sekali isi bisa Rp 600.000 tapi kalau solar biasa bisa Rp 300.000-Rp 400.000, tapi lupa kalau mobil itu cetane number sesuai. Mobil sudah common rail jangan pakai kadar sulfur tinggi," ungkapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/07/120200415/konsekuensi-punya-mobil-diesel-modern-jangan-pakai-solar-buruk