Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama mengatakan, tidak perlu jauh-jauh berpikiran motor akan dilempar ke pulau lain, faktanya saat ini motor hasil curian bisa saja dipakai di tempat yang relatif masih dekat.
"Karena rilis polisi paling banyak ke Lampung padahal itu di Tangerang, di Hamberang dan Gunung Sindur (Bogor) tidak usah jauh-jauh, di Gunung Sindur ada satu desa yang semuanya motor curian. Di gunung yang tempat tambang emas ilegal," ujar Putra kepada Kompas.com pekan lalu.
Putra mengatakan, peredaran motor curian sulit dideteksi sebab pemakai yang baru tinggal ganti pelat nomor dan bodi baru/ Setelah itu dari luar akan sanga sulit diketahui bahwa itu motor curian.
"Motor yang dicuri tinggal diganti pelat nomor saja ganti bodi ganti pelat. Jadi tidak perlu jauh-jauh dilempar ke mana (luar pulau), dari Tambora ke Tanjung Duren (sama-sama Jakarta Barat) itu tidak ada yang tahu, karena tidak ada sistem pelacakan," ungkap dia.
Putra mengatakan, saat ini juga sulit untuk memetakan sindikat pencurian motor yang beraksi karena saking banyaknya komplotan pencurian motor.
"Saking banyak sindikat itu bingung mau bicara yang mana sebab semuanya ada. Tidak ada mayoritas sebab semuanya bermain, ada sindikat asal Lampung, Palembang, Hamberang (Banten), Serang, Sukabumi, Cianjur, Karawang, sindikat lokal, sampai Muara Karang," kata dia.
Putra mengatakan, lokasi pencurian mayoritas terjadi di Kota Tangerang, Jakarta Selatan, Depok, Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Bogor.
Disebutkan bahwa sindikat melakukan pencurian dengan sasaran skutik jenis Honda Beat, Scoopy, dan Vario.
"Alasan para pelaku mencuri jenis Honda Beat dan Honda Vario, selain karena motor tersebut banyak digunakan oleh masyarakat, namun juga karena kedua jenis motor itu tidak memiliki security system sehingga sangat mudah untuk membobol kuncinya," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/07/072200215/motor-hasil-maling-enggak-melulu-dilempar-ke-luar-pulau-jawa