JAKARTA, KOMPAS.com - Merawat motor tidak hanya sekadar rutin melakukan servis dan pemeriksaan berkala, menjaga konsistensi dalam menggunakan suku cadang juga merupakan sikap perawatan motor yang baik.
Walaupun motor rutin melakukan servis, beberapa kendala tetap bisa terjadi jika pengguna tidak konsisten dalam pemilihan dan pemakaian suku cadangnya. Contoh sikap inkonsisten yang sebaiknya dihindari adalah gonta-ganti merek oli motor.
Walaupun oli memiliki spesifikasi dan kode JASO yang sama, merek serta jenama produsen yang berbeda bisa membuat komposisi oli motor berbeda pula.
“Seperti BBM saja, walaupun nilai oktan sama-sama 92, tapi kualtias BBM dari masing-masing SPBU pasti beda dari segi performa, harga, dan efek untuk mesin. Oli motor juga seperti itu,” kata Anto Hananto, Kepala Bengkel AHASS 88 kepada Kompas.com, Selasa (2/5/2023).
Utamanya, pengguna motor sangat dianjurkan untuk konsisten saat mengganti oli. Pemilihan oli juga tidak boleh asal karena setiap motor sudah memiliki anjuran olinya masing-masing dari pabrikan.
“Kalau di bengkel servis resmi, memang sudah ada semacam tabel dari pabrikan yang isinya daftar pasangan oli dan motor yang kompatibel. Inilah yang sesuai, karena memang spesifikasi oli betul-betul disesuaikan dengan spesifikasi mesin motor,” ucap Anto.
Dia menambahkan, ada beberapa kendala yang bisa muncul jika pengguna kerap gona-ganti oli motor. Kendala tersebut juga beragam mulai dari kendala ringan sampai kendala berat yang sifatnya permanen.
Untuk kendala ringan, hal yang seringkali terjadi adalah konsumsi BBM meningkat dan motor terkesan lebih boros. Ini merupakan gejala awal yang cukup sering dijumpai.
Pada tahap kendala menengah, performa motor mulai terasa menurun. Hal itu ditandai dengan melemahnya akselerasi dan tarikan awal motor saat digunakan.
Terakhir untuk kendala berat, akan terjadi beberapa kerusakan pada komponen bagian dalam mesin seperti kebocoran dan keausan pada beberapa komponen.
“Enggak cuma terjadi keausan, seluruh komponen bagian dalam bahkan bisa gosong dan berubah warna menjadi hitam pekat. Saya pernah menangani beberapa kasus seperti ini, dan sayangnya ini sudah permanen, enggak bisa disembuhkan,” kata Anto.
Menimbang adanya tiga risiko tersebut, Anto menyarankan pengguna untuk konsisten dan tidak gonta-ganti oli motor. Teknisi bengkel resmi tentunya bisa selalu memberikan rekomendasi oli yang sesuai dengan motor yang digunakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/03/122200315/bahaya-motor-gonta-ganti-merek-oli-mesin-bisa-berubah-permanen