JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi truk merupakan profesi yang penting di Indonesia. Tanpa kehadiran para pengemudi, distribusi barang ke berbagai daerah jadi terhambat.
Ketika mendistribusikan barang, pengemudi biasanya punya dua pilihan jalan yang bisa dilewati, tol dan non-tol. Biasanya, dari dua pilihan jalan tadi, mana yang lebih disukai pengemudi?
Imam, pengemudi truk yang punya pengalaman lebih dari 28 tahun mengatakan, lewat tol dan non-tol punya kelebihannya sendiri. Lewat tol, solar lebih irit, jarak lebih dekat, dan jalanannya enak.
"Lewat tol lebih cepat, tapi memang berat di tolnya yang mahal. Golongan tiga satu kali jalan bisa Rp 1,1 juta (Jakarta-Surabaya)," ucap Imam kepada Kompas.com belum lama ini.
Kalau non-tol, menurut Imam banyak jalan yang rusak, macet, sehingga perjalanan lebih lama. Perjalanan juga memutar, melewati Pantura, jadi waktu tempuh tentu lebih panjang.
Tapi, mengenai keamanan di jalan, non-tol cukup berbahaya. Misal ada yang suka minta-minta di jalan, bahkan kadang ada mobil kecil yang menyetop, menodong pengemudi truk.
"Kalau di tol kan aman, tapi tidur di tol juga rawan. Sering hilang ban serep, aki, ada risikonya masing-masing," ucap Imam.
Imam mengatakan, kalau lewat non-tol, sebenarnya lebih enak untuk cari tempat istirahat buat pengemudi. Istirahat tidak dibatasi jam, sedangkan di rest area, kadang pengemudi diminta jalan setelah istirahat dua jam.
"Enakan di tol, kendalanya di bayar saja. Kadang enggak semua diganti, jadi ambil dari uang jalan," ucap Imam.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/08/172200315/sopir-truk-lebih-senang-lewat-tol-apa-non-tol-