TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bukan hal yang aneh, ketika kapasitas dapur pacu besar pasti mobil akan menenggak BBM lebih banyak daripada mesin kecil. Namun, fenomena tersebut kurang tepat bila dikatakan mesin besar lebih boros BBM.
Melihat arti dari kata “boros” itu bisa diartikan sebagai menghamburkan, atau mirip dengan pepatah lama, “besar pasak daripada tiang” yang bila dihubungkan pada mesin artinya lebih besar jumlah bahan bakar yang terbuang daripada efisiensinya.
Bicara efisiensi konsumsi bahan bakar tentu ada kaitannya dengan jarak tempuh dan waktu tempuh. Selama mobil bermesin besar mampu menempuh jarak yang sama dengan waktu yang lebih singkat itu tidak bisa dikatakan boros.
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan kata “boros” lebih tepat disematkan pada mobil yang mengalami penurunan performa, sehingga kemampuannya menjadi kurang optimal.
“Boros kan istilah negatif ya, jadi kurang tepat bila mobil dengan mesin besar kondisinya prima dikatakan boros BBM, saya pribadi sih tidak terima, misal X-Trail 2.5 dikatakan lebih boros daripada Livina 1.5, rasanya ada yang mengganjal kan?,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (1/4/2023).
Dia mengatakan untuk menempuh jarak yang sama, Nissan X-Trail membutuhkan waktu yang lebih singkat.
“Akan terasa nanti ketika musim mudik, jarak tempuhnya kan panjang tuh, perbedaan waktu tempuhnya pasti ada karena mesin yang besar, dengan teknologi yang sama tentu lebih bisa mempersingkat waktu tempuh,” ucap Ibrohim.
Jika satuan boros ini dikaitkan dengan uang, maka waktu tempuh menjadi elemen yang patut dipertimbangkan dalam menentukan apakah mobil tersebut boros atau tidak. Karena tidak sedikit orang yang sangat menghargai waktu.
Jadi, ada yang perlu diluruskan dari anggapan mesin besar identik dengan boros BBM, karena itu tidak sepenuhnya benar.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/01/134200915/apakah-benar-mobil-dengan-kapasitas-mesin-besar-lebih-boros-bbm-