JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pekan terakhir, sebagian besar wilayah Indonesia diguyur hujan lebat. Kabar yang kurang baik bagi pengendara motor karena hujan lebat berpotensi memicu banjir.
Saat motor terkena banjir, busi yang merupakan komponen vital pada mesin motor bisa terdampak. Supaya komponen tersebut tidak rusak, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan.
“Sebaiknya motor tidak dipakai untuk menerobos banjir, tapi jika terpaksa dan tidak ada jalan lain, usahakan motor tidak menyala dan sumbat bagian filter udara supaya air tidak masuk ke ruang pembakaran,” Kata Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support NGK Spark Plug kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Setelah menerobos banjir, segera periksa bagian cangklong atau pelindung sekaligus wadah busi. Bagian itu harus dibersihkan dan dikeringkan dari sisa-sisa air.
“Cangklong itu berbahan karet dan menyimpan air ketika basah. Kalau tidak segera dikeringkan bisa getas dan sobek, ini bahaya. Akibatnya aliran listrik ke busi bisa bocor dan terjadi kegagalan busi,” kata Diko.
Selain bagian cangklong, busi juga wajib dilepas dan diperiksa. Busi yang basah harus segera dikeringkan supaya tetap bisa menyala.
Sangat tidak disarankan untuk melanjutkan perjalanan usai menerjang banjir tanpa melepas busi karena akibatnya cukup merepotkan, yakni busi berkarat dan sangat sulit untuk dilepaskan.
“Kalau sudah terlanjur berkarat akan susah sekali melepasnya. Bahkan kalau apes, busi bisa patah ditengah,” ujar Diko.
Menyoal penggunaan, setelah menerjang banjir apakah perlu mengganti busi? Menurut Diko, hal itu tidak perlu segera dilakukan, dengan catatan busi langsung dikeringkan dan dibersihkan.
“Masih bisa dipakai, tapi bukan untuk waktu yang lama. Karena plating (pelapis) busi bisa luntur jika sudah terkena banjir dan air kotor, jadinya mudah karatan,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/07/124200215/setelah-motor-menerjang-banjir-apakah-perlu-ganti-busi-