Jika dilihat dari segmentasinya Bima EV merupakan minibus atau bisa juga disebut van. Saat ini di Indonesia ada satu model lain yang bermain di segmen minibus listrik yaitu DFSK Gelora E.
Bima EV merupakan mobil listrik pertama yang diperkenalkan Esemka pabrikan asal Boyolali, Jawa Tengah. Pun demikian dengan Gelora E yang merupakan minibus listrik pertama DFSK asal China.
Desain
Jika ditelisik dari depan tampang Bima EV sama seperti pikap Bima 1.3. Bentuk gril mengingatkan bentuk gril KIA. Lampu depannya cukup tajam dan agresif dengan bagian bumper sporty.
Spionnya terintregasi dengan sein. Peleknya pakai pelek kaleng yang sering dipakai mobil niaga. Kemudian pintu belakang model geser ala Daihatsu Gran Max.
Adapun desain DFSK Gelora E lebih konservatif. Fasia depan pakai gril model tingkat yang terputus diapit dengan lampu depan berbentuk trapesium vertikal. Bagian bumper depan model jaring-jaring diapit lampu kabut.
Spionnya masih model biasa dan bentuk bodi samping yang mengotak khas mobil niaga. Adapun bagian belakang senada dengan fasia depan yang terlihat konservatif jika tidak mau disebut monoton.
Dimensi
Bima EV punya dua tipe yaitu model cargo van dan passenger van. Keduanya memiliki panjang 4.495 mm, lebar 1.680 mm dan tinggi 1.990 mm dan jarak sumbu roda 2.925 mm.
Perbedaan antara tipe cargo dan passenger van ialah di bobot. Tipe cargo hanya 1.431 kg sedangkan tipe passenger van lebih berat yakni 1.537 kg.
Tipe cargo memiliki konfigurasi dua kursi di bagian depan, sedangkan tipe passenger van punya beberapa pilihan kursi, mulai lima, tujuh, sembilan dan maksimal 11 kursi.
DFSK Gelora E juga punya dua tipe yaitu tipe blind van dan minibus. Dimensinya memiliki panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm dan tinggi 2.000 mm. Artinya, DFSK Gelora E lebih tinggi dan panjang sedikit dari Bima EV, namun untuk lebar memiliki ukuran yang sama.
Mesin
Bima EV menggunakan motor penggerak alias dinamo TM4018 tipe permanent magnet synchronous motor. Catu daya disuplai baterai Ternary Ion-Lithium spesifikasi 40 Kw 350,4 V.
Pengisian baterai standar memakan waktu 8 jam sedangkan pakai mode cepat kurang lebih hanya satu jam.
Motor listrik mampu menghasilkan tenaga 75 tk dan torsi 165 Nm. Mobil mampu berlari hingga kecepatan 100 kpj. Saat baterai terisi penuh mobil dapat berjalan 300 km dalam sekali isi.
Adapun Gelora E memakai motor listrik permanent magnet synchronous motor. Catu daya diseuplai baterai Ternary Lithium berkapasitas 42 kWh yang mampu menempuh jarak 300 km.
Isi daya baterai Gelora E membutuhkan waktu 2,5 jam untuk quick charge dan 8 jam slow charge.
Harga
Gelora E dipasarkan kisaran Rp 300 juta-Rp 400 juta, kemudian Bima EV dipasarkan sebesar Rp 540 juta untuk model penumpang atau minibus. Sedangkan untuk yang Cargo dijual Rp 530 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/27/160706115/komparasi-esemka-bima-ev-dan-dfsk-gelora-e-siapa-terbaik